MALANG | TABLOIDJAWATIMUR.COM – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama Singosari, sukses mengekspor 114 piece anggrek jenis dendrobium lasianthera (anggrek sepik blueorchid) dan dendrobium hybrid (anggrek hibrida) ke Taiwan dengan nilai ekspor USD 1.600. Ekspor perdana dilepas Menteri Desa Pemberdayaan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Republik Indonesia, Dr. (HC) Drs. A. Halim Iskandar, M.Pd, di Griya Anggrek, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (19/02/2024) malam.


KEPALA Dinas Perinudstrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang, Mahila Surya Dewi, yang hadir bersama Bupati Malang, HM Sanusi dan sejumlah pejabat lainnya, menjelaskan, ekspor anggrek ini adalah yang pertama dan satu-satunya yang dilakukan UMKM di Indonesia. “Ini sebuah prestasi yang luar biasa yang dilakukan BUM Desa Bersama Singosari yang mampu mengeskpor anggrek,” katanya.
Dia menambahkan, Griya Anggrek Singosari yang dikelola BUM Desa Bersama Singosari, mulai beroperasi tahun 2012 dan diresmikan Menteri Desa Pemberdayaan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Republik Indonesia, Dr. (HC) Drs. A. Halim Iskandar, M.Pd, pada 8 Oktober 2023 yang kala itu didampingi Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto.

Awal pemasaran di pasar domestikm seperti Jakarta, Surabaya, Solo, Malang, Gresik, Pasuruan, dan Yogyakarta. Namun sejak Senin (19/02/2024) mulai ekspor ke Taiwan. “Total ada 114 piece anggrek, neliputi dendrobium lasianthera, anggrek sepik blueorchid, sejumlah 1 piece serta dendrobium spp hybrida, anggrek hibrida, hybrids, sejumlah 113 piece. Nilai ekspor sebesar 1.600 USD,” jelas Mahila Surya Dewi.
Bupati Malang, HM Sanusi, menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak yang telah membantu ekspor sehingga menjadi sejarah baru bagi Kabupaten Malang sebagai ekportir bunga anggrek pertama di Indonesia. ”Syukur alhamdulillah, Kabupaten Malang mengukir sejarah baru karena untuk pertama kalinya bisa ekspor anggrek di Indonesia. Harapannya bisa terus berlanjut dan dikembangkan lebih besar lagi,” katanya.

Sementara itu, Menteri Desa PDTT memuji kerja keras dan ketekunan BUM Desa Bersama Singosari. Terhitung selama 14 bulan sejak peresmian, BUM Desa ini dinilainya menunjukkan komitmen tinggi sehingga anggrek menjadi komoditas ekspor. “Dengan bisa ekspor, ini akan membuka ruang ekspor yang luar biasa bagi seluruh pegiat anggrek di Jawa Timur khususnya, dan Indonesia pada umumnya,” katanya.
Mendes berharap, ekspor yang dilakukan BUMDesma Singosari ini ke depan juga berlanjut ke negara-negara lainnya, seperti Jepang. Sementara hari ini Indonesia masih mengekspor anggrek ke Taiwan.
Sebelum ekspor, Direktur BUMDes Bersama Singosari, Agus Sudrikamto harus memenuhi beberapa persyaratan izin ekspor tanaman anggrek. BUM Desma sebelumnya juga melakukan MoU dengan PT. Java Indo Arjuna (PT. JAVINA) tentang budidaya dan perdagangan tanaman anggrek dengan skema pemberdayaan dan offtaker. (bri/mat)