Pemkab Malang Keluarkan Biaya Perawatan Korban Kanjuruhan Rp 900 Juta
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Tragedi Stadion Kanjuruhan, di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (01/10/2022) malam lalu, menelan korban meninggal 135 orang, ratusan lainnya mengalami luka-luka sehingga harus dirawat di rumah sakit. Sejauh ini Pemerintah Kabupaten Malang sudah mengeluarkan biaya perawatan para korban sebesar Rp 900 juta.
HAL INI disampaikan Bupati Malang, HM Sanusi, saat melepas kepulangan Vicky Hermansyah (20) ke Sidoarjo bersama Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana, Dandim 0818 Malang-Batu, Letkol Inf Taufik Hidayat, dan beberapa pejabat Kabupaten Malang lainnya, dari RSUD Kanjuruhan di Kepanjen, Rabu (02/11/2022) pagi.
“Biaya perawatan semua korban di Kabupaten Malang ditanggung Pemerintah Kabupaten Malang. Total sudah sekitar Rp 900 juta yang telah dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Malang untuk perawatan para korban Kanjuruhan. Jumlah ini belum termasuk santunan untuk korban meninggal dunia,” katanya.
Mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang ini menambahkan, untuk biaya perawatan para korban, sudah dibagi. “Untuk pasien warga Kabupaten Malang yang dirawat di RS Kanjuruhan, Kepanjen, menjadi tanggungan Pemerintah Kabupaten Malang. Sedangkan yang dirawat di RSSA Malang, menjadi tanggung jawab Pemprov Jatim,” ujarnya.
Tidak hanya itu. Bupati jebolan Universitas Islam Negeri (UIN) Malang yang baru saja mendapat penghargaan Maliki Award karena dinilai sebagai alumni UIN berprestasi di bidang pemerintahan ini menambahkan, sampai sekarang pemkab masih melayani rawat jalan. “Saya buka pelayanan mata dan digratiskan. Kami bekerjasama dengan Eye Center yang berada di Kecamatan Singosari dan Kepanjen,” katanya.
Sementara itu, Vicky Hermansyah (20), salah seorang korban tragedi Kanjuruhan, akhirnya pulang ke rumahnya di Sidoarjo, setelah dirawat selama satu bulan di RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Rabu (02/11/2022) pagi.
Namun demikian kondisi korban masih belum sembuh 100 %. Sebab, korban mengalami luka serius di kepala dan berdampak ke otak. Karena itu ketika pulang ke Sidoarjo, Rabu (02/11/2022), dia harus berbaring di tempat tidur dan dibawa dengan ambulance.
“Vicky mengalami cidera otak yang tergolong berat. Selama dirawat di Rumah Sakit Kanjuruhan telah diberikan perawatan secara intensif dengan memasangkan ventilator untuk beberapa hari. Dia juga dirawat selama 2 minggu di ruang ICU (Intensive Care Unit) —ruang khusus untuk pasien krisis yang memerlukan perawatan intensif dan observasi berkelanjutan— lalu dipindah ke ruang perawatan selama 2 minggu. Jadi, total saudara vicky berada di RS Kanjuruhan selama 1 bulan dan berangsur membaik,” jelas Direktur RSUD Kanjuruhan, Boby Prabowo.
Boby Prabowo menambahkan, Vicky masih perlu pendampingan fisioterapi untuk kaki, tangan, dan leher. Selain itu perlu juga pendampingan dari psikolog dan psikiater pasca trauma. “Pasien korban Kanjuruhan yang dirawat di sini rata-rata terkena hipoksi otak dan cidera otak, sehingga pemulihannya lama. Bahkan sempat infeksi paru-paru, tetapi bisa ditangani dengan baik,” jelasnya. (bri/mat)