Site icon `

Pegiat Bantengan Butuh Ruang Berekspresi

WhatsAppFacebookGmailCopy LinkTwitterShare

BATU, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Pegiat  kesenian bantengan di Kota Batu, Jawa Timur, mengeluhkan kurangnya akses untuk ruang berekspresi. Padahal kehadiran mereka menjadi bagian penting dari ekosistem yang mendukung sektor pariwisata. 

 

Kesenian bantengan sangat diminati masyarakat di Kota Batu, Jawa Timur.

 

HAL INI disampaikan Ketua Bantengan Nuswantara Kota Batu, Agus Riyanto, Selasa (02/05/2023). “Sejauh ini dukungan pemerintah daerah belum menyentuh seluruh pelaku seni dan budaya. Perizinan untuk tampil juga masih sering sulit didapatkan,” katanya.

Pegiat kesenian bantengan di Kota Batu, Jawa Timur, mengeluhkan kurangnya akses untuk ruang berekspresi. Padahal kehadiran mereka menjadi bagian penting dari ekosistem yang mendukung sektor pariwisata.

Dia menambahkan, yang dibutuhkan para pelaku seni dan budaya adalah tempat untuk berekspresi. “Harapan saya, permudah perizinan untuk seni dan budaya. Saya khawatir, bila perizinan susah didapat, kesenian bantengan berpotensi tidak eksis lagi dan bisa  punah,” katanya.

Agus juga berharap kepada pemerintah daerah untuk memperbanyak event dengan melibatkan para pelaku kesenian bantengan. Menurutnya, sebuah event merupakan bagian dari ruang berekspresi yang merupakan ‘nafas’ dari para pelaku seni dan budaya. Selain itu, dengan adanya event seni dan budaya,  akan mendukung pariwisata suatu daerah.  “Buatkan event. Event itu penting bagi pelaku kesenian bantengan,” tegasnya.

Dia juga berharap dukungan peralatan diberikan kepada  kelompok seni dan budaya yang membutuhkan. Namun dia tidak menyarankan dalam bentuk uang,  karena  dapat merusak marwah seni dan budaya itu sendiri yang mengutamakan sifat kemandirian.

“Dukungan uang  tidak selalu baik. Menurut saya bisa meracuni para pelaku seni dan budaya. Karena  pelaku seni dan budaya dalam melakukan segala sesuatunya dengan mandiri, seperti urunan dan gotong royong. Memang dukungan peralatan sangat perlu dari pemerintah,” harapnya.

Agus menambahkan, perkembangan kesenian bantengan sangat pesat. Hampir setiap tahun bermunculan kelompok Bantengan baru di Malang Raya. Saat ini jumlahnya diperkirakan sudah tembus 300 kelompok. “Regenerasinya berjalan, terutama yang anak-anak. Karena kesenian bantengan dahulu dan sekarang berbeda. Kalau dulu dilakukan oleh orang dewasa, kalau sekarang mulai anak kecil, perempuan, semua terlibat,” katanya. (div/mat)

WhatsAppFacebookGmailCopy LinkTwitterShare
Exit mobile version