Murni Pemberian Allah SWT, Wisata di Kabupaten Malang Memang Beda
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Potensi wisata di Kabupaten Malang, Jawa Timur beda dengan wisata lainnya. Sebab, wisata di kabupaten terluas kedua di Jawa Timur ini, adalah wisata alam, murni pemberian Allah SWT. Bukan buatan manusia, sehingga panoramanya pun beda dengan wisata buatan.

KARENA itu, Pemerintah Kabupaten Malang berusaha mem-push dan meng-explore seluruh potensi wisata. Bahkan Bupati Malang Dr. H. Rendra Kresna mengatakan, salah jika seorang bupati tidak melakukannya (mem-push dan meng-explore) potensi wisata yang dimiliki.
“Kebetulan, wisata pantai di Kabupaten Malang sangat banyak dan indah-indah, sehingga lebih gampang dijual dan dinikmati masyarakat,” kata Bupati Malang Dr. H. Rendra Kresna saat menjadi narasumber pada Business Networking Forum yang digelar Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Timur di salah satu hotel di Kota Malang, Senin (20/08/2018) malam.
Acara ini diikuti sejumlah konsulat negara tetangga, di antaranya dari Belanda, Inggris, Korea Selatan dan Jepang. Acara ini dimoderatori Kepala Dinas PMPTSP Jatim, Ir Lili Soleh Wartadipradja.
”Pemberian Allah SWT itu beda dengan buatan manusia. Wisata yang berlatar belakang hasil tangan kreatif manusia itu memang bisa banyak pengunjungnya. Tapi satu kali datang, mereka (wisatawan) merasa oke saya sudah tahu. Atau, eh ternyata di Jakarta ada, di Bandung atau Semarang ada. Namun jika pemberian Allah SWT, tidak akan pernah lekang oleh panas dan lapuk oleh hujan,” terangnya.
Bupati Malang yang juga menjabat Ketua Partai Nasdem Jawa Timur ini menambahkan, salah satu langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Malang untuk meng-explore wisata pantai adalah dengan menggelar Malang Beach Festival 2018.
”Pada Malang Beach Festival ini, semua hal akan kami arahkan ke wisata pantai. Kabupaten Malang punya pantai dengan spesifik masing-masing. Seperti penggemar surfing (selancar), bisa diarahkan ke Pantai Wedi Awu di Kecamatan Tirtoyudo dengan ombak besar hingga ke pinggir pantai. Bagi yang suka diving (selam) bisa dilakukan di Pantai Bolu-bolu, Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo. Semua itu berada satu kawasan Pantai Bowele, yakni Bolu-bolu, Wedi Awu, dan Lenggoksono,” jelasnya.
Mantan Wakil Ketua DPRD ini mencontohkan, bagi wisatawan yang ingin main jetski, bagi yang sudah profesional, bisa bermain ke Pantai Tamban dan Sendiki (Kecamatan Sumbermanjing Wetan).
“Kalau hanya ingin mainkan teknik sleding, jangan bermain jetski di laut, tetapi cukup di sungai. Tempatnya ada Pantai Ungapan, Desa gajharejo, Kecamatan Gedangan sepanjang 7 km. Garis pantai sepanjang 115 km di Kabupaten Malang ini memiliki spesifik tersendiri. Bagi yang gemar paralayang, bisa dilakukan di Pantai Modangan, Kecamatan Domomulyo dengan angin yang stabil. Di sini, wisatawan bisa start dan landing dengan satu titik di gunung. Pariwisata di Kabupaten Malang sangat berkait dan saling mendukung,” terangnya.
Di hadapan para peserta seminar, bupati juga menjelaskan, dia baru saja melaunching event push potensi pantai, yakni Malang Beach Festival 2018 di atas gunung. Tepatnya di Cafe Sawah di Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon. Ini adalah event kedua setelah tahun 2017 juga dilakukan Malang Beach Festival. (ide)