“Menyulap” Rebung dan Nangka Menjadi Jajanan Spesial
2 min readBANGKALAN, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 56 Tematik Universitas Trunojoyo Madura 2019 mengajak Ibu-ibu untuk mengolah kekayaan alam yang ada di Desa Duwek Buter menjadi olahan yang lebih bernilai.

SALAH SATU potensi yang ada di Desa Duwek Buter ini sendiri adalah Bambu, Nangka, Kacang-Kacangan. Hal inilah yang membuat Mahasiswa Kelompok KKN 56 UTM 2019 yang di bimbing oleh Bpk. Andika Adinanda, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) mengajak masyarakat untuk lebih aware terhadap kekayaan alam yang ada di desa.

Hal ini juga sejalan dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Trunojoyo yang dilaksanakan oleh pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UTM yang bertema “Mengembangkan Potensi Unggulan Desa”.
“Dengan adanya pelatihan pengolahan kekayaan alam ini, diharapkan masyarakat lebih sadar akan besarnya potensi yang ada di desa. Dan diharapkan juga dapat melakukan pemanfaatan dan pengolahan atas kekayaan ini.” ujar Arif, Selaku Koordinator Desa KKN 56.
Kelompok KKN 56 UTM ini sendiri mengajak masyarakat untuk “menyulap” Rebung dan Buah Nangka menjadi olahan modern yaitu Risoles Rebung dan Nangka Choco. “Pembuatan dari olahan ini tidak memakan banyak waktu dan cukup mudah, masyarakat di Desa Duwek Buter Insya Allah pasti bisa membuatnya sendiri dirumah” ujar Cicik, Mahasiswa asal Mojokerto.
Seluruh Ibu-Ibu yang mengikuti kegiatan pada hari Minggu (07/07/2019) itu sangat antusias mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Kelompok KKN 56 UTM, melihat kebiasaan masyarakat yang biasanya hanya mengolah rebung menjadi sayuran dan nangka yang biasanya menjadi kolak. “Ternyata pembuatannya cukup mudah, bisa dilakukan sendiri dirumah” ujar Fitriyah, warga Desa Duwek Buter.
Seluruh hasil olahan dikemas rapi nan cantik dengan desain produk yang telah dibuat oleh tim KKN 56 UTM. Selain memberikan desain kepada kemasan, Kelompok Kuliah Kerja Nyata 56 juga memberikan pelatihan untuk mendesain produk sehingga kedepannya masyarakat bisa memiliki softskill untuk membuat desain kemasan produk sendiri. (Presti Surya Lesmana)