9 Oktober 2024

`

Malang Surplus Cabai Rawit 68.371 Ton

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Harga cabai rawit  di Kabupaten Malang, Jawa Timur, mestinya stabil. Tidak naik turun seperti yoyo. Karena —berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan— ketersediaan cabai rawit sepanjang tahun 2022 mencapai 82.371 ton. Sedangkan total kebutuhan konsumsi sebesar 14.542 ton. Artinya, terdapat surplus sebanyak 68.371 ton sepanjang tahun 2022.

 

Bupati Malang, HM Sanusi bersama Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, menanam sayuran saat Gerakan Menanam Cabai dan Budidaya Ikan di Taman Ketahanan Pangan, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (22/03/2023) pagi.

 

SEDANGKAN tahun 2023 ini,  sampai  Maret, ketersediaan cabai rawit di kabupaten dengan wilayah terluas kedua di Jawa Timur setelah Banyuwangi ini, telah menyentuh angka 21.503 ton. “Dengan capaian tersebut, harusnya harga jual cabai di Kabupaten Malang dapat bertahan pada angka yang stabil,” kata Bupati Malang, HM Sanusi di sela-sela Gerakan Menanam Cabai dan Budidaya Ikan di Taman Ketahanan Pangan,  Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Rabu (22/03/2023) pagi.

Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, menebar benih ikan saat Gerakan Menanam Cabai dan Budidaya Ikan di Taman Ketahanan Pangan, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (22/03/2023) pagi.

Menurut bupati, berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang, ketersediaan cabai rawit sepanjang tahun 2022 mencapai 82.371 ton. Sedangkan total kebutuhan konsumsi sebesar 14.542 ton. “Ini artinya  terdapat surplus cabai rawit sebesar 68.371 ton sepanjang tahun lalu. Jika harga cabai Rp 80 ribu perkilogram, bayangkan saja kalau selama empat bulan,  produksi cabai di Kecamatan Dau saja bisa mencapai 17 ton. Jika dikalikan Rp 80 ribu,  pendapatan bisa mencapai Rp 1,360 miliar,” beber Bupati Malang.

Bupati Malang, HM Sanusi menebar benih ikan saat Gerakan Menanam Cabai dan Budidaya Ikan di Taman Ketahanan Pangan, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (22/03/2023) pagi.

Sedangkan pada sektor perikanan, masih kata HM Sanusi, Kabupaten Malang memiliki dua komoditas produk unggulan, yakni ikan air tawar dan ikan tangkap laut. Untuk komoditas air tawar, total produksi budidaya di Kabupaten Malang mencapai 10.397,04 ton. Produksi ikan didominasi ikan lele dan nila. Kapasitas produksi ikan lele tahun 2022 sebesar 5.758,46 ton  dan 4.598,98 ton untuk komoditas nila.

Dia menambahkan, sebagai upaya mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, salah satu upaya yang dapat dimplementasikan adalah Gerakan Tanam Cabai dan Budidaya Ikan. Hal ini dilakukan untuk membangun dan menjaga ekonomi kerakyatan di Kabupaten Malang, sehingga produksi, ketersediaan, dan stabilitas harga pangan dapat merata sepanjang tahun. “Kehadiran sumber pangan mandiri pada fasilitas umum maupun ruang-ruang pribadi ini  diharapkan dapat dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar,” ujarnya.

Sejauh ini pemanfaatan pekarangan untuk memenuhi gizi keluarga dirasa masih belum optimal. Padahal, di samping mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan,  dan pemenuhan gizi keluarga, pemanfaatan pekarangan sebagai lahan produktif juga dapat memberikan beberapa keuntungan. “Saya berharap masyarakat, khususnya petani dapat membiasakan dengan memanfaatkan potensi daerah kita yang kaya dan subur dari hal-hal kecil. Misalnya,  menam cabai dipolybag di halaman rumah,” pesannya.

Di sela-sela acara, Bupati Malang bersama Wakil Bupati Malang Drs. H. Didik Gatot Subroto, SH, MH, juga menyerahkan makanan tambahan untuk anak di Desa Mulyoagung dan penyerahan polybag cabai kepada  masyarakat Mulyoagung. Setelah  itu menebar benih ikan di bioflog. Dilanjutkan  menanam cabai bersama di  Taman Ketahanan Pangan. (bri/mat)