Malang Flower Carnival Bius Ribuan Pengunjung
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Malang Flower Carnival (MFC) 2023 di sepanjang Jalan Basuki Rahmat (kawasan Kayutangan Heritage), Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (30/07/2023) malam, berlangsung meriah.

RIBUAN pengunjung memadaati sisi kanan kiri sepanjang ruas Jl. Basuki Rahmat. Ratusan peserta MFC, tampil memukau dengan aksi dan aksesorisnya, membius kagum penonton.
Wali Kota Malang, Sutiaji, menyebut, (MFC) 2023 fantastis. “Bersyukur kita, gelaran Malang Flower Carnival 2023 dapat terselenggara dengan baik. Pergerakan ini menjadi awal serta menjadi komitmen bersama. Sukses selalu untuk Malang Flower Carnival 2023,” katanya saat memberikan sambutan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi, menuturkan, MFC 2023 diikuti sebanyak 120 peserta. “Pesertanya tidak hanya dari Kota Malang, ada yang dari Banyuwangi, Jember, Bali, dan seputaran wilayah Jatim lainnya,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, event tersebut diharapkan dapat menggairahkan perekonomian Kota Malang. “Semoga perputaran ekonomi dari UMKM yang ada di Kayutangan dan sekitarnya dapat dimaksimalkan. Termasuk berpengaruh terhadap okupansi hotel. Karena banyak tamu yang datang ke Kota Malang untuk menikmati MFC,” jelasnya.
Baihaqi menambahkan, MFC 2023 terbagi menjadi dua kategori. Kategori A, untuk kostum karnaval umur 12 sampai 30 tahun. Kategori B untuk kostum karakter umur 12 sampai 30 tahun.
Para peserta berlenggak- lenggok memamerkan kostum terbaiknya, di runway sepanjang 500 meter, membujur di sepanjang kawasan Kayutangan. “Untuk prediksi dan target penonton, sekitar 30 sampai 50 ribu orang. Baik dari penonton lokal, nasional, maupun internasional,” katanya.
Sementara itu, Founder MFC, Agus Sunandar, mengatakan, ada sedikit perbedaan di MFC tahun ini. Pasalnya, kegiatan digelar saat malam hari. “Ini sengaja dilakukan, termasuk tata lampu dan penataan yang lebih apik. Karena lokasi penyelenggaraanya pun istimewa, yaitu di Kayutangan Heritage,” terangnya.
Ia mengungkapkan, tema yang diambil adalah The Magnificent of Arok Dedes. Terinspirasi dari cerita dan sejarah masa lampau Malang Raya dan Jawa Timur. Diharapkan, dapat mengeksplore sejarah, mengenalkan cerita yang dibalut kreasi fashion. “Untuk kostumnya harus ada unsur hias bunga, glamour, berdimensi besar, dan harus tetap ergonomis ketika dipakai,” jelasnya. (aji/mat)