Main 50 Menit, Pebulutangkis Triple Ten Ini Ungguli Atlit Platinum
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Bermain hampir satu jam di babak perdelapan final Kejuaraan Bulutangkis Piala Ketua PBSI Kabupaten Malang, Jawa Timur di GOR Golkar, Pakisaji, Kamis (02/03/2023) sore, Raisha Aulia Putri (PB Platinum) Kota Malang, harus mengakui keunggulan Nadia Azzah Risma (PB Triple Ten) Kepanjen, Kabupaten Malang, 21-17, 9 – 21, dan 11 – 21.
SEBETULNYA, sejak awal pertandingan, Putri mampu bermain apik. Beberapa kali dia mampu memipin angka. Meski Nadia terus melakukan perlawanan dengan melakukan smes-smes keras, namun Putri tetap mampu mengimbangi. Bahkan, di ser pertama ini, Putri unggul 21-17.
Namun di set kedua, Nadia mulai mengendalikan permainan. Atlit binaan PB Triple Ten, Kepanjen, Kabupaten Malang, pimpinan Purbawisata ini mulai merubah pola permainan. Beberapa kali dia melakukan cop ke depan net. Lalu, ketika Putri mengangkat bola ke belakang, Nadia pun melakukan smes keras ke sisi kanan.
Terbukti, pola ini beberapa kali membuahkan angka, dan membuat Putri kerepotan. Di sisi lain, Putri banyak melakukan kesalahan sendiri. Beberapa kali pengembalian bolanya menyangkut di net atau keluar lapangan. Dampaknya, Putri tertinggal poin sangat jauh. Bahkan di akhir set kedua dia kalah 9 -21.
Akhirnya, untuk menentukan kemenangan dilakukan perpanjangan set. Di set ketiga ini, fisik Putri sepertinya semakin terkuras. Sementara Nadia, terlihat masih sangat stabil. Pukulan-pukulannya masih terlihat keras. Beberapa kali dia melakukan lop serang dan smes ke arah kanan pertahanan Putri. Sekali lagi, sama dengan di set kedua, pola ini juga membuahkan hasil.
Sementara, ketika terjadi perpindahan tempat, kondisi fisik Putri makin terkuras. Puncaknya, dia mengalami cidera di paha kaki kanan dan harus mendapat pertolongan medis. Namun dia memaksakan untuk bermain, meski dengan kondisi kaki agak sakit. Hingga akhirnya Nadia menyudahi permainan dengan skor akhir 11-21.
Ketua Panitia Kejuaraan, Rahmat, berpesan kepada para official, pelatih, dan atlit agar tak memaksakan diri ketika fisiknya sudah lelah, apalagi mengalami cidera. “Kalau memang atlitnya sudah cidera, sebaiknya jangan dipaksakan untuk main. Lebih baik mundur saja, demi kesehatan. Karena masih banyak kejuaraan lain yang harus diikuti,” pesannya. (iko/mat)