Mahasiswa Unitri dan Unisma Selamatkan Hutan di Tuban
2 min readTUBAN, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) dan Universitas Islam Malang (Unisma), Jawa Timur, menerjunkan sejumlah dosen dan mahasiswa untuk menyelamatkan kawasan hutan. Mereka melestarikan kawasan konservasi hutan lindung serta penguatan usaha masyarakat Desa Jetak, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.


PROF. Dr. Ir. Widowati, MP, Ketua Tim Pelaksana Pelestarian Kawasan Konservasi Pengelolaan Hutan Lindung dan Penguatan Usaha Desa bersama Dr. Ana Arifatus Sa’diyah, SP, MP, dari Universitas Tribuwana Tungga Dewi, dan Dr. Ir. Nikmatul Khoiriyah, MP, selaku anggota tim dari Universitas Islam Malang (Unisma), menjelaskan, saat ini di Tuban terdapat 1.400 hektare lahan kritis yang disebabkan oleh deforestasi.

“Deforestasi mempunyai dampak seperti bencana alam, kepunahan flora fauna, perubahan iklim, serta terganggunya siklus air. Deforestasi adalah kondisi luas hutan yang mengalami penurunan yang disebabkan konversi lahan untuk infrastrukur, permukiman, pertanian, pertambangan, dan perkebunan,” jelas Prof. Widowati, Rabu (19/07/2023) siang.
Prof. Widowati menambahkan, guna mengantisipasi hal buruk tersebut, Unitri dan Unisma menurunkan tim program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT). Tim ini terdiri dari tiga dosen, 20 mahasiswa Unitri, dan 2 mahasiswa Unisma “Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) merupakan kolaborasi lintas klaster. Mahasiswanya berasal dari perguruan tinggi pelaksana yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian mahasiswa kepada masyarakat,” katanya.

Mereka akan fokus membantu, merawat, mengelola, dan mengembangkan kawasan tanaman kopi, jambe, bambu, kapulaga, anggrek, salak, dan lada hitam dan budidaya tanaman indigofera.
Menurut Prof. Widowati, tujuan program KKNT ini untuk pemberdayaan petani hutan, untuk konservasi dan restorasi ekosistem. Yakni dengan memanfaatkan lahan di bawah tegakan hutan maupun lahan hutan yang terdegradasi, dengan mengedepankan pelestarian.
KKN Tematik ini berlangsung selama enam bulan. Tidak hanya menyasar pelestarian kawasan hutan, namun juga memberikan pendampingan dan pelatihan keterampilan batik tulis. Bahkan memberikan pendampingan brand produk dan pemasaran digital, termasuk juga memberikan pelatihan untuk penggunaan alat pembuat pewarna alami serta memberikan pendampingan ijin usaha bagi kelompok usaha baru. (div/mat)