17 Januari 2025

`

Mahasiswa UB Rasakan Mengajar di Perbatasan

2 min read
Koordinator Bagian Akademik UB, Heri Prawoto.

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM Selama satu tahun Program Merdeka Belajar diterapkan di Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur, banyak manfaat yang didapat. Salah satunya menambah pengalaman mengajar di perbatasan dan pedalaman.

 

KOORDINATOR Bagian Akademik UB,  Heri Prawoto,  menjelaskan, banyak kegiatan yang dilakukan mahasiswa melalui program Merdeka Belajar. Di antaranya, kampus mengajar,  program bangkit,  pertukaran mahasiswa antar kampus dan sebagainya.

“Dalam pertukaran mahasiswa ini,  mereka  bisa mengikuti kuliah di kampus lain di Indonesia. Kegiatan lain yang dapat diikuti mahasiswa adalah  magang di perusahaan besar. Sertifikat magangnya bisa menambah bukti potensi mahasiswa ketika mereka lulus nanti,” kata Heri, Jumat (09/07/2021).

Tidak hanya pengalaman belajar, bagi mahasiswa yang mengikuti kampus mengajar, akan merasakan bagaimana tantangan menjadi seorang pengajar, terutama mengajar di daerah perbatasan dan pedalaman yang jauh dari kota. “Mengajar di daerah pinggiran dengan keterbatasan sarana akan menambah cinta tanah air. Selain itu rasa peduli kepada masyarakat di pedalaman pun semakin tinggi,” katanya.

Kampus Merdeka

Sementara itu, Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) UB  mendapat pendanaan dari Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) sebagai Center Of Excellence Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Pendanaan tersebut digunakan untuk menyusun berbagai panduan detail dan SOP MBKM.

“Dalam dua semester terakhir ini ada beberapa kegiatan yang sudah dilakukan. Di antaranya, perkuliahan lintas prodi lintas  perguruan tinggi lain, magang industri, kewirausahaan,  dan yang paling banyak adalah studi independen bersertifikat, seperti program Bangkit yang diikuti 50 mahasiswa Filkom,” kata Wakil Dekan I Filkom UB, Herman Tolle, Dr. Eng., S.T., M.T.

Menurut Herman, Program Merdeka Belajar bermanfaat bagi mahasiswa. “Manfaatnya bagi mahasiswa adalah kesempatan mendapatkan pembelajaran dari luar prodinya, bisa belajar dari industri secara lsngsung, dan mendapatkan sertifikat yang diakui. Kalau bagi dosen,  sepertinya belum terlalu berdampak,” ujarnya. (bri/mat)