25 April 2024

`

Mahasiswa Ini Jadi Korban Meninggal Kanjuruhan Ke-135

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Memasuki hari ke-22 pasca tragedi Kanjuruhan, di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (01/10/2022), korban meninggal bertambah lagi. Hingga saat ini telah mencapai 135 orang.

 

 

Farzah Dwi Kurniawan Jovandu semasa hidup (ist)

FARZAH Dwi Kurniawan Jovandu (20), warga Jalan Sudimoro Utara No. 43 RT 03/ RW 17, Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, meninggal pada Minggu (23/10/2022) malam, sekitar pukul 23.00 WIB, di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

“Iya, korban meninggal dari tragedi Kanjuruhan, bertambah lagi, atas nama Farzah Dwi Kurniawan Jovandu,” terang Humas RSSA, Donny Iryan Prasetyo, Senin (24/10/2022) pagi seraya menambahkan mahasiswa UMM ini mengghembuskan nafas terakhir setelah mendapatkan perawatan intensif selama 22 hari.

Selain itu, pihak Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang menegaskan, korban tragedi Kanjuruhan Malang ke-135, Farzah Dwi Kurniawan Jovandu (20), berstatus positif Covid-19. Hal itu disampaikan dr. Syaifulloh Asmiragan, Sp OT(K), SPINE, Wakil Direktur Pelayanan Medik & Keperawatan RSSA.

“Yang bersangkutan sudah diswab dua kali. Yang pertama, 5 Oktober, beberapa hari setelah masuk. Karena ia masuk  2 Oktober atau pasca kejadian. Yang bersangkutan masuk setelah dirujuk dari salah satu rumah sakit di Kepanjen, Kabupaten Malang,” terangnya saat ditemui media di lingkungan RSSA, Senin (24/10/2022).

Syaifulloh Asmiragan menambahkan, setelah yang bersangkutan dinyatakan positif Covid-19, selanjutnya dipindah ke ICU Covid-19 untuk isolasi. Sedangkan untuk pelaksanakan swab yang kedua, dilakukan 15 Oktober. Hasilnya sama, positif Covid-19. “Meskipun begitu, yang bersangkutan tidak meninggal karena Covid-19. Tapi karena multi trauma. Ada luka di kepala, paru dan tempat lain. Yang paling parah di bagian kepala dan paru,” jelas Syaifulloh Asmiragan.

Terpisah, dr. M. Akbar Shidig, SP An, spesialis anesthesia RSSA menjelaskan, pasien tiba di RS Saiful Anwar sudah kritis. “Saat tiba di sini, yang bersangkutan sudah kritis, sehingga harus menggunakan oksigen. Namun sempat membaik, kemudian oksigen dilepas. Namun, memburuk lagi,” jelasnya. (aji/mat)