9 Februari 2025

`

Layani Wisatawan, Pujiharjo Bangun Home Stay

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang melanda ratusan negara, termasuk Indonesia, berdampak sangat siginifikan terhadap pendapatan Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang. Dalam kondis normal, desa yang berada di pesisir laut selatan —dari pusat Kota Malang sekitar 80 Km— ini mampu menghasilkan pendapatan Rp 50 juta – Rp 70 juta setahun. Namun sejak diterpa COVID-19 Maret 2020, pendapatan tinggal Rp 10 juta – Rp 20 juta.

 

Wisatawan yang berkunjung Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, disediakan home stay dengan tarip Rp 250.000/malam. Mampu menampung 4 – 6 orang.

 

MESKI pemerintah sudah memberi kelonggaran para wisatawan dan pengelola pariwisata, namun tak berarti pendapatan Pujiharjo membaik. “Wisatawan yang berkunjung ke desa kami inikan baru-baru saja. Namun sejak adanya pandemi COVID-19 Maret lalu, nyaris tak ada wisatawan yang datang ke sini. Hal ini jelas membuat pendapatan desa dari sektor pariwisata menurun drastis,” kata Kepala Desa Pujiharjo, Hendik Arso, Kamis (29/10/2020) lalu.

Wisatawan asal Jeramn usai menikmati ombak di Pantai Sipelot dengan berselancar.

“Dalam kondisi normal,  kami mampu meraih pendapatan dari sektor pariwisata Rp 50 juta – Rp 70 juta setahun. Tapi dalam kondisi seperti sekarang, paling hanya Rp 10 juta – Rp 20 juta. Apakagi sekarang sudah memasuki musim hujan, wisatawan semakin enggan datang. Kondisi ini diperparah dengan adanya isu gelombang besar, semakin membuat wisatawan takut rekreasi ke pantai. Padahal, andalan wisata kami adalah wisata laut dan pantai,” terang Herdik Arso.

Kades Pujiharjo, Hendik Arso.

Namun hal ini tak membuat perangkat Desa Pujiharjo dan pengelola pariwisata putus asa. Mereka terus melakukan inovasi untuk membangkitkan kembali gairah wisatawan agar mau datang ke desanya. “Salah satunya, membangun home stay di Taman Wisata Cemara, dekat Pantai Sipelot. Sebagai percontohan, kami sudah bangun satu unit. Taripnya murah, hanya Rp 250.000/malam, cukup untuk 4 – 6 orang,” jelas Hendik.

Selain membangun home stay, pihak desa juga membebaskan biaya masuk ke Pantai Sipelot bagi wisatawan. “Dulu, tiap orang dikenai tarip Rp 5.000. Namun sejak pandemi COVID-19 lalu, sudah kami bebaskan. Walau pembebasan tarip masuk ini berpengaruh kepada pendapatan desa, namun ini sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada wisatawan,” kata Hendik Arso.

Selama di Pantai Sipelot, wisatawan dapat menikmati  Air Terjun Pasir Putih (Wedi Putih), Pantai Tenger, dan Pantai Watu Kuwung. “Kalau wisatawan mau ke spot wisata lain, seperti Air Terjun Pasir Putih (Wedi Putih), Pantai Tenger,  dan Pantai  Watu Kuwung, kami menyediakan perahu. Taripnya Rp 25.000/orang. Di sini ada belasan perahu yang siap mengantar para wisatawan,” katanya. (*)