6 Februari 2025

`

Kredit Perbankan Lebih Banyak Disalurkan Untuk Modal Kerja

1 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Sektor perbankan mengawali Triwulan IV/2024 dengan baik. Hal ini ditandai dengan kredit perbankan yang tumbuh 2,16 persen dari bulan sebelumnya, mencapai Rp103,32 triliun pada akhir bulan Oktober 2024. Kredit utamanya disalurkan untuk kebutuhan modal kerja (porsi: 43,01 persen) dan investasi (porsi: 25,66 persen).

 

Perkembangan Sektor Perbankan

 

HAL INI disampaikan Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, Biger A. Maghribi, Desember 2024 lalu di kantornya. “Sektor perbankan mengawali Triwulan IV/2024 dengan baik dimana kredit perbankan tumbuh 2,16 persen dari bulan sebelumnya, mencapai Rp103,32 triliun pada akhir bulan Oktober 2024. Kredit utamanya disalurkan untuk kebutuhan modal kerja (porsi: 43,01 persen), diikuti kebutuhan investasi (porsi: 25,66 persen).,” katanya.

OJK Malang
Biger A. Maghribi (ist)

Dia menambahkan, penghimpunan dana juga tumbuh positif sebesar 0,71 persen mtm atau 7,40 persen year on year (yoy) menjadi Rp101,91 triliun dengan tingkat LDR sebesar 101,39 persen. “Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL perbankan per Oktober 2024 sebesar 2,49 persen atau meningkat 0,11 persen year on year (yoy). Kredit restrukturisasi melanjutkan penurunan dengan rasio Loan at Risk mencapai 7,38 persen atau menurun 1,13 persen yoy,” terangnya.

Menurut Biger A. Maghribi, penyaluran kredit dan/atau pembiayaan di wilayah kerja OJK Malang masih tertuju kepada 3 (tiga) sektor ekonomi utama yaitu perdagangan besar dan eceran (Rp 21,48 triliun; porsi: 20,79 persen), Industri pengolahan (Rp18,37 triliun; porsi: 17,78 persen), dan untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya, termasuk pinjaman multiguna, (Rp15,89 triliun; porsi: 15,38 persen).

Di sisi lain, sektor ekonomi dengan tingkat kredit dan/atau pembiayaan bermasalah tertinggi adalah administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (29,36 persen), perantara keuangan (11,56 persen), dan untuk pemilikan ruko atau rukan (7,20 persen). (bri/mat)