Konjen RI Cape Town Tawari Pj Gubernur Jatim Kerjasama
3 min readSURABAYA, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Dalam upaya memperkuat hubungan dan kerjasama antara Provinsi Jawa Timur dengan Cape Town, Afrika Selatan, Konsulat Jenderal (Konjen) RI Cape Town, Tudiono, memandang penting untuk membangun “jembatan” untuk memperkuat hubungan Cape Town, Afrika Selatan dengan Indonesia.
TAWARAN kerjasama ini disampaikan Tudiono kepada Pj. Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, didampingi Konsul Ekonomi, Setyo Hargyanto, di Surabaya, Rabu (03/07/2024) siang. “Jembatan itu dapat berupa kerjasama sister province. Sarana yang dapat menjadi instrumen penguatan hubungan di antaranya peralatan seni budaya, dan lain-lain,” katanya.
Tudiono menuturkan, Cape Town memiliki keunikan dan kekhususan hubungan dengan Indonesia. Di Cape Town terdapat lebih dari 330.000 warga Cape Malay. Mereka banyak berasal dari keturunan ulama-ulama pejuang Indonesia atau nusantara yang diasingkan penjajah Hindia Belanda karena perlawanannya. “Di antara leluhur masyarakat Cape Malay itu adalah Syekh Yusuf Al Makassari. Beliau dibuang akibat membantu Sultan Ageng Tirtayasa melawan penjajah. Syekh Yusuf tiba bersama 49 pengikutnya di Cape of Good Hope pada Juni 1693. Syekh Yusuf menjadi penyebar Islam pertama di Afrika Selatan,” ujarnya, Rabu (03/07/2024).
Selain itu, masih kata Tudiono, terdapat Tuan Guru dari Tidore, Provinsi Maluku Utara, yang diasingkan ke Cape Town dan pulau Roben pada tahun 1780. “Beliau merupakan pendiri masjid Auwal yang merupakan masjid pertama di Afrika Selatan. Sampai saat ini masjid tersebut masih berdiri kokoh di Cape Town,” ujarnya.
Pj. Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, setuju usulan membangun hubungan khusus antara Jawa Timur dengan Cape Tawn, di antaranya bidang seni budaya. Untuk itu dia akan mengirim peralatan seni budaya terbaik dari Jatim. Seperti gamelan untuk KJRI Cape Town. “Alat musik ini dapat dipakai untuk promosi seni budaya dan menjadi sarana pelatihan gamelan bagi WNI dan masyarakat setempat. Karena itu akan didatangkan pelatih atau pengajar karawitan dari Indonesia. Jawa Timur antusias mengirimkan pengajar atau pelatih tersebut,” katanya.
Pj. Gubernur Jatim juga tertarik mengirimkan wakilnya pada Indonesian Folk Market ((IFM) yang digelar di halaman KJRI Cape Town, 9 November 2024, yang dirangkai dengan Indonesia Film Festival ((IFF), 10-11 November 2024. Event tersebut menjadi salah satu misi penting Konjen RI ke Indonesia. “Kami juga menyambut baik upaya menghubungkan perusahaan Pine Time di Cape Town yang ingin mengimpor penanak nasi dari Surabaya,” katanya.
Di bidang investasi, Pj. Gubernur Jatim setuju agar Konjen RI membantu komunikasi dengan Albany Power Generation (APG) di Cape Town yang berencana investasi infrastruktur pelabuhan di Probolinggo. Konjen RI telah membahas rencana investasi APG ini dengan Direktur Petrogas Jatim Utama, Buyung Afrianto dan jajaran di kantor Petrogas. Sebelumnya, konjen meninjau pelabuhan di Probolinggo.
Salah satu persyaratan pihak investor adalah adanya preliminary feasibility study terkait rencana investasi itu. Preliminary feasibility study saat ini masih terkendala karena belum terdapat kesepakatan terkait konsultan dan parameter standar yang disyaratkan oleh APG. “Jatim juga tertarik dengan usulan Konjen RI untuk mendorong kalangan pengusaha mendukung pendirian studio film di Jawa Timur dan menggerakan partisipasi kalangan pengusaha untuk mendukung gagasan tersebut,” kata Adhi Karyono. (iko/mat)