Kisah Owner ESME: Diterjang COVID-19, Penjualan Justru Meningkat
3 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Tak ada yang mudah bagi pengusaha saat memulai usahanya. Ditipu, uang dibawa kabur, sulit cari pasar, adalah bagian yang sering dialami. Ini pun dialami Laina Annisa, owner CV. ESME Sejahtera Mandiri, produsen fashion merk ESME yang berpusat di Bandung, Jawa Barat.
KEPADA wartawan tabloidjawatimur.com, perempuan berparas ayu ini mengisahkan sepenggal perjalanannya membuka industri sandang di daerahnya. “Saya mulai membuka usaha ini pada tahun 2012. Berarti sekarang sudah hampir 12 tahun. Waktu itu ada modal Rp 20 juta, hasil proyek membuat seragam,” katanya mengawali kisah, saat menghadiri gathering dan bagi-bagi sembako di Nuri Coffee & Eatery, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (17/02/2024) siang, bersama ESME lovers se Malang Raya.
Dengan modal Rp 20 juta itu, Annisa mencoba mencari peruntungan. Namun bukannya untung yang ia dapat. Dia malah ditipu. “Jadi modal Rp 20 juta itu habis, gak jadi apa-apa. Bahan pakaian malah dibawa kabur. Saya ditipu, ” katanya.
Tapi ujian ini tak membuatnya surut. Semangat untuk maju dan berdikari tetap menyala. Karena itu dia terus mencoba, sampai akhirnya perlahan namun pasti pintu rejeki itu datang juga. Satu persatu pembeli berdatangan hingga sekarang. Bahkan ESME sekarang sudah punya beberapa distributor, menyebar di beberapa pelosok nusantara.
Namun tantangan kembali datang pada tahun 2020, saat pandemi COVID-19 melanda. Annisa sempat meliburkan seluruh karyawannya karena mengikuti aturan pemerintah. Namun di balik COVID-19, justru dia mendapat rejeki tak terduga. “Justru di masa pandemi itu, penjualan meningkat. Seharusnya kan orang tak butuh pakaian bagus-bagus karena mereka tak keluar rumah,” ujarnya.
Menurut Annisa, ini semua tentu tak lepas dari kuasa Allah SWT dan kecintaan ESME lovers terhadap produk-produk ESME. Bahkan menurut catatannya, penjualan di tahun 2020 ini malah meningkat dibandingkan tahun 2019.
Sementara itu, perkembangan industri sandang merk ESME yang berpusat di Bandung, Jawa Barat, memang sangat luar biasa. Hanya dalam waktu 12 tahun sejak didirikan pada tahun 2012, kini pasarnya sudah menembus Hongkong, Taiwan, Saudi Arabia, dan hampir seluruh pelosok nusantara. Malang adalah salah satu pasar terbesar ESME di Jawa Timur.
Sejak berdiri tahun 2012 hingga memasuki tahun 2024 ini, masih kata Annisa, perkembangan ESME terus berjalan sangat bagus, meski tetap ada kendala. Pasarnya tak hanya di Indonesia, tapi sudah tembus luar negeri. “Khusus di Jawa Timur, Malang adalah salah satu pasar terbaik kami. Omsetnya sekitar ratusan juta rupiah. Karena itu, kalau di daerah lain hanya ada satu distributor, khusus untuk Malang ada dua distributor,” terangnya.
Sedangkan agennya, masih kata perempuan berhijab ini, diserahkan ke masing-masing distributor. “Jadi, untuk pengelolaan agen hingga reseler, kami serahkan ke masing-masing distributor. Kami dari pusat hanya berurusan dengan distributornya saja. Ketentuan ini berlaku secara umum,” terangnya.
Annisa bersyukur, perkembangan ESME berjalan sangat baik. Jumlah karyawan pun cukup banyak, sekitar 100 karyawan internal dan 300 karyawan eksternal. Sedangkan jumlah distributor, agen, hingga reseler, jumlahnya sekarang ada ribuan, dengan omset pada akhir tahun 2023 sebesar Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar untuk semua produk ESME. (ind/mat)