8 Oktober 2024

`

Kirab Agung Satrio Turonggo Jati Harus Dilestarikan

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Konservasi budaya Panji makin banyak diminati pelaku seni budaya di Kota Malang. Bukan hanya Topeng Malangan, kelompok-kelompok kesenian jaranan dan bantengan juga merekonstruksi kembali cerita atau lakon yang akan disajikan dalam seni pertunjukan. 

 

Salah satu penampilan kesenian jaranan oleh tim kesenian jaranan Satrio Turonggo Jati saat menggelar Kirab Agung Satrio Turonggo Jati di Jl. WR. Supratman Gg IV, Kelurahan Rampal Claket, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (05/09/2021).

 

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Dr. Dian Kuntari, memberikan sambutan saat Kirab Agung Satrio Turonggo Jati di Jl. WR. Supratman Gg IV, Kelurahan Rampal Claket, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur.

TAK TERKECUALI Kampung Satrio Turonggo Jati yang merupakan kampung sinau budaya, salah satu kampung kesenian jaranan di Kota Malang,  yang melakukan Kirab Agung Satrio Turonggo Jati di Jl.  WR. Supratman Gg IV,  Kelurahan Rampal Claket, Kecamatan  Klojen, Kota Malang, Jawa Timur,  Minggu (05/09/2021).

Aneka menu khas Jawa disajikan dalam Kirab Agung Satrio Turonggo Jati di Jl. WR. Supratman Gg IV, Kelurahan Rampal Claket, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (05/09/2021).

Meski dimasa pandemi COVID-19, namun  Kirab Agung Satrio Turonggo Jati yang  mengarak kesenian jaranan sepanjang 100 meter,  tetap berlangsung semarak.  Start dimulai dari  Jl. WR. Supratman sampai masuk ke lokasi RW 2 Rampal Claket. Sesampai di lokasi pementasan yang sudah disiapkan panggung, langsung digelar Jaranan Satrio Turonggo Jati.

Para peserta Kirab Agung Satrio Turonggo Jati di Jl. WR. Supratman Gg IV, Kelurahan Rampal Claket, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur, berbaris rapi.

Pada kesempatan itu hadir Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Dr. Dian Kuntari. “Kesenian jaranan seperti kelompok Satrio Turonggo Jati ini merupakan kelompok pelestari budaya warisan leluhur yang perlu diapresiasi dan difasilitasi. Kalau bukan kita,  siapa lagi yang akan melestarikan. Khawatirnya nanti kesenian semacam ini akan diklaim lagi oleh negara lain. Dikbud Kota Malang akan memfasilitasi kegiatan seni budaya, karena masuk dalam 10 objek pemajuan kebudayaan,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Ki Demang Pengggas Kampung budaya Polowijen, mengatakan, kesenian jaranan merupakan ragam kesenian yang masuk dalam epos budaya Panji Nusantara.

“Pelestarian kesenian jaranan seperti Jaranan Satrio Turonggo Jati ini masuk dalam kategori konservasi budaya panji di antara ragam kesenian lainnya yang ditampilkan,  seperti kesenian Topeng Malang, Wayang Beber, Wayang Klitik, dan kesenian- kesenian lainnya,” kata Ki Demang yang bernama asli Isa Wahyudi,  yang juga menjadi Ketua Forkom Pokdarwis Kampung Tematik Kota Malang ini.

Nanang Gustanto,  Pimpinan Kesenian Jaranan sekaligus Ketua Kampung Satrio Tironggo Jati menyampaikan, kirab ini sengaja digelar karena bagian dari ritual jaranan sekaligus memperingati 2 tahun kelompok kesenian Jaranan Satrio Turonggo Jati dengan selametan tumpeng suro pungkasan. “Selain kirab,  kita hanya menampilkan 15 menit saja tarian jaranan Satrio Turonggo Jati yang di dalamnya  mengandung cerita tentang Panji,” katanya.  (div/mat)