Kelompok 18 Mahasiswa UMM Gelar Pelatihan Mengolah Sampah di Langlang
3 min readMALANG | TABLOIDJAWATIMUR.COM – Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yang tergabung dalam Kelompok 18 Gerakan Sosial bersama Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Langlang, dan praktisi daur ulang sampah dari komunitas Sustainable Waste Management (WORCA), belum lama ini memberi pelatihan mengolah sampah kepada masyarakat Desa Langlang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.


I Gusti Agung Istiena Vira Septiari, salah seorang mahasiswi yang tergabung dalam kelompok ini menjelaskan, sama dengan desa-desa lain di Indonesia, Desa Langlang yang terdiri dari Langlang I-IV juga menghadapi masalah sampah yang sulit diselesaikan.
Untuk mengatasinya, Kelompok 18 yang beranggotakan Muhammad Iqbal (coordinator), Raihan Imtiyas Achmad, Aurriel Raihan Effendi, Syauqiyah Lathifah Azzah, I Gusti Agung Istiena Vira Septiari, Rama Ahlan Novriansyah, Muchsin Nabil Alkatiri, Firman Suat, Mochammad Wildan Firmansyah (anggota) dan dosen pendamping, Ruli Inayah Ramadhoan, S.Sos., M.Si, mengadakan pelatihan pengolahan sampah.
“Kami berkolaborasi dengan Tim Worca, sebagai praktisi pengelolaan sampah dari Kota Batu, memberikan edukasi mengenai sampah. Tim Worca juga menggelar praktik dan presentasi cara pembuatan pupuk kompos. Dalam kegiatan ini masyarakat diajak aktif dan sadar pentingnya mengelola sampah dengan bijak, sehingga ada hasil yang dapat dimanfaatkan warga desa. Salah satu manfaatnya, menghasilkan produk yang bernilai ekonomis sehingga dapat meningkatkan pendapatan warga,” jelas I Gusti Agung Istiena Vira Septiari melalui pers rilis yang diterma redaksi tabloidjawatimur.com, Senin (15/01/2024) siang.

Vira menambahkan, pelatihan ini diselenggarakan dengan harapan agar warga desa dapat memilah sampah organik maupun anorganik, lalu mengelolanya menjadi produk yang bernilai jual tinggi, serta menjadi program yang berkelanjutan. “Jadi, fokus program Kelompok 18 Gerakan Sosial yaitu pengelolaan limbah non organik (limbah plastik) menjadi barang yang bernilai tinggi. Karena limbah plastik banyak dipakai dalam kegiatan sehari-hari namun tidak bisa didaur ulang. Produk yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain kreasi tas tutup botol plastik, pupuk kompos, hingga tatakan gelas dari lelehan plastik sampah anorganik,” terangnya.

Selain memberikan edukasi dan praktik pengelolaan sampah, mahasiswa/ mahasiswi UMM ini juga mempresentasikan manajemen bisnis, branding, dan strategi pemasaran. “Melalui pembelajaran digitalisasi dan ekspansi online yang akan diimplementasikan pada kegiatan sehari-hari, Desa Langlang akan memasuki dunia global dengan wawasan lebih luas mengenai 3R (Reduce, Reuse, Recycle),” jelas Vira.
Vira menambahkan, secara keseluruhan, kegiatan ini bertujuan agar warga Desa Langlang dapat menaikkan kesejahteraan lingkungan serta memajukan ekonomi desa dengan menjual karya-karya dari hasil daur ulang sampah tersebut. “Dengan mempromosikan produk yang dihasilkan melalui langkah-langkah yang tepat dan efisien, kami yakin produk-produk tersebut akan menjadi sumber penghasilan tambhan serta melestarikan budaya daur ulang sampah di kemudian hari,” harapnya. (iko/mat)