Site icon `

Kapolresta – Dandim Gelorakan Santri Bermasker di Bahrul Maghfiroh

WhatsAppFacebookGmailCopy LinkTwitterShare

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Gerakan santri bermasker di wilayah hukum Kota Malang, kali ini sampai di Pondok Pesantren (Ponpes) Bahrul Magfiroh, Jl. Joyo Agung, Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (02/03/2021). Gerakan yang diinisiasi Forpimda Provinsi Jawa Timur dipimpin Kapolresta, Kombes Pol Leonardus Simarmata dan Komandan Kodim 0833/Kota Malang, Letkol Arm Ferdian Primadhona, S.E, M.Tr (Han).

 

Kapolresta, Kombes Pol Leonardus Simarmata dan Komandan Kodim 0833/Kota Malang, Letkol Arm Ferdian Primadhona, S.E, M.Tr (Han) bersama Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Bisri, MS.

 

“SEBAGAIMANA yang dilakukan di ponpes yang lain, kami keliling ke beberapa pondok pesantren untuk melakukan edukasi,  pemahaman tentang pentingnya bermasker. Dalam hal ini, santri bermasker,” terang Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata.

Ia menambahkan, pihaknya memilih pondok pesantren, karena santrinya dianggap bisa disiplin. Selain itu bisa memberikan pengaruh positif kepada masyarakat, baik di dalam pondok maupun di luar. “Diharapkan, santri bisa memberikan contoh positif bagi masyarakat sekitarnya. Apalagi, mendapatkan pengawasan dari pimpinan pondok maupun kepala sekolah,” jelasnya.

Lebih lanjut kapolresta  menjelaskan, program santri bermasker akan terus dilakukan dengan berkeliling ke beberapa pondok pesantren. Selain mengedukasi pencegahan COVID-19, juga memberikan bantuan logistik dan masker gratis.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Bisri, MS,  menerangkan, pihaknya berterima kasih atas kunjungan Kapolresta, Dandim dan rombongan dalam rangka kampanye dan edukasi santri bermasker.

“Kami tentu berterima kasih atas kunjungannya. Semoga semakin menyemangati para santri serta para penghuni pondok lainnya, untuk bersama- sama mencegah penularan virus COVID-19. Untuk siang hingga sore, tanggung jawab para kepala sekolah. Untuk malam hari, oleh pimpinan pondok,” terang Prof. Bisri.

Ditambahkannya, para santri dan warga pondok, sudah terisolasi dengan sendirinya. Mengingat, masyarakat pondok tidak diperkenankan keluar. Mereka hanya berada di dalam ponpes.

“Secara teknis, pencegahan sudah kami lakukan. Bahkan santri tidak diperbolehkan keluar pondok. Namun demikian, memang pernah ada santri yang terkonfirmasi COVID-19. Untuk itu, saat ini wali santri sudah tidak diperkenankan masuk kalau berkunjung. Itu dilakukan sebagai salah satu cara pencegahan,” pungkas mantan Rektor Universitas Brawijaya  ini. (aji/mat)

WhatsAppFacebookGmailCopy LinkTwitterShare
Exit mobile version