Kabupaten Malang Tambah Satu Damkar, Buka Posko di Singosari
3 min read
MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Kondisi geografis Kabupaten Malang, Jawa Timur, berbukit dan jalannya berkelok-kelok. Selain itu wilayahnya sangat luas, sekitar 3.526 km2. Dengan kondisi seperti ini, tak mudah bagi tim pemadam kebakaran (Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kabupaten Malang) untuk memadamkan api ketika terjadi kebakaran.
KARENA itu, pada tahun anggaran 2019 ini, Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kabupaten malang yang berada di bawah naungan Satpol PP, membeli satu unit mobil pemadam kebakaran (damkar) dengan kapasitas 3.000 liter air. Ini untuk melengkapi 6 unit yang sudah ada.

“Dari 6 unit yang sudah ada ini, yang betul-betul siap untuk perang hanya 4 unit. Sedangkan yang 2 unit, karena usianya sudah tua, sehingga hanya untuk back up. Bahkan lebih difungsikan untuk mobil tangki saja,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (Kabid PPK) Satpol PP Kabupaten Malang, Goli Karyanto, Kamis (23/05/2019).
Goly menambahkan, pihaknya sengaja membeli damkar dengan kapasitas 3.000 liter, karena medan di Kabupaten Malang berbukit, bergunung, dan jalannya berkelok-kelok. Sehingga kalau untuk manuver, yang 3.000 liter ini dianggap lebih lincah dari pada damkar dengan kapasitas 4.000 liter. “Kita punya satu unit damkar dengan kapasitas 4.000 liter, tapi tidak bisa lincah, ” katanya.
Karena, kata masih mantan salah satu kepala bidang di kantor Badan Pendapatan Kabupaten Malang ini, kalau mengangkut air, waktu jalanan naik, beban ada di belakang. Sebaliknya, kalau jalanan menurun, beban di depan. “Jadi bebannya tidak stabil. Beda dengan mengangkut pasir atau batu, bebannya tetap stabil meski jalanan naik atau turun,” terangnya.
Selain menambah satu unit mobil damkar, Goly Karyanto juga punya pikiran untuk membeli sepeda motor roda tiga yang dimodifikasi sebagai damkar. “Kebetulan, beberapa waktu lalu ada tawaran sepeda motor roda tiga tapi dimodifikasi untuk PMK, dengan kapasitas tangki 500 liter. Ini cukup untuk pertolongan awal. Kalau hanya kebakaran rumah saja, saya rasa cukup mengatasi sebelum mobil damkar datang,” jelasnya.
Menurut Goly, pemikiran ini muncul setelah melihat kondisi geografis Kabupaten Malang yang cukup ekstrim. Selain berbukit dan jalannya berkelok-kelok, jaraknya pun jauh, sehingga butuh waktu lama untuk bisa sampai di lokasi kebakaran. “Padahal, respon timenya itu idealnya, ketika telepon masuk, 15 atau 20 menit kemudian, mobil damkar sudah harus berada di lokasi,” tandasnya.
Setelah damkar yang baru nanti datang, Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kabupaten Malang akan membuka posko di Singosari. Menurut Goly, tempatnya bisa di Pusat Kerajinan Kendedes (depan pasar) atau jadi satu dengan kantor kecamatan.
Mengapa pilih Singosari? “Karena Singosari daerah industri, dan penduduknya padat. Kalau untuk lingkar kota, kita sudah ada pos di Pendopo Kabupaten Malang. Yang selatan diback up satu unit di Kantor Bupati di Kepanjen. Tapi tidak menutup kemungkinan akan buka satu posko lagi di Dampit atau di Ngantang. Karena, selama ini, Pujon, Ngantang, dan Kasembon belum tercover. Selama ini, kalau ada kebakaran di Pujon, Ngantang dan Kasembon, kami minta bantuan PMK Batu. Seperti kebakaran pom bensin di Kasembon beberapa waktu lalu, kita minta bantuan PMK Pare, Kediri. Tapi apa akan selamanya seperti ini? Kan tidak,” jawabnya.
Saat ini, pasukan pemadam kebakaran yang dimiliki Kabupaten Malang sebanyak 46 orang. Dari 46 orang ini, yang 10 orang baru satu bulan bekerja, sedangkan yang 35 orang sudah lama.
Mereka dibagi dalam 4 regu. Yang tiga regu beranggotakan 9 orang, yang satu regu anggotanya 8 orang. “Dengan tambahan 10 personil dan 1 mobil damkar ini, kami akan buka satu posko di Singosari. (iko)