Site icon `

Kabupaten Malang Sering Diterjang Longsor

WhatsAppFacebookGmailCopy LinkTwitterShare

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Dengan karakteristik kontur yang berbukit, Kabupaten Malang, Jawa Timur menjadi daerah yang rawan  bencana tanah longsor, terutama pada musim hujan. Selama Januari sampai April 2018, telah terjadi 23 longsor.

 

Kabupaten Malang sering diterjang longsor.
Bambang Istiawan, Kepala BPBD Kabupaten Malang.

“DAERAH seperti Kasembon, Ngantang, Pujon Ampelgading, Jabung, dan Poncokusumo serta Donomulyo, topografinya berbukit. Jika musim hujan dengan intensitas tinggi, maka rawan terjadi tanah longsor. Dalam catatan kami,  selama Januari sampai April 2018, telah terjadi 23 kasus,” kata Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Malang, Bambang Istiawan, Senin (23/07/2018).

Untuk mengantisipasi terjadinya tanah longsor, BPBD sudah sering melakukan penghijauan dan membentuk desa siaga bencana. “Kita bersama dengan instansi lain,  selama ini sering melakukan reboisasi dan membentuk desa siaga bencana di beberapa daerah rawan bencana,” jelasnya.

Mantan Kasat Pol PP Kabupaten  Malang ini menambahkan, selain tanah longsor, hujan lebat disertai angin kencang juga menjadi ancaman. Dari catatan BPBD, dalam paruh waktu Januari – April 2018,  terjadi 17 peristiwa hujan lebat disertai angin kencang. “Untuk angin kencang memang saat ini sudah tidak musim penghujan. Namun karena adanya pola musiman dan perbedaan tekanan serta suhu, sering terjadi angin kencang,” jelasnya.

“Untuk itu saya menghimbau kepada para wisatawan di pantai dan nelayan agar berhati-hati. Sebab,  dengan kondisi angin seperti ini,  sering terjadi gelombang besar. Kepada masyarakat,  jika terjadi angin kencang,  hindari berteduh di bawah pohon besar,” katanya.

Selama kurun waktu empat bulan,  sebanyak 65 bangunan telah mengalami kerusakan akibat tanah lonsor dan hujan deras yang disertai angin kencang. “Alhamdulillah, sampai saat ini tidak ada korban jiwa. Semoga seterusnya juga tidak ada, begitu juga korban cedera, nihil. Kerugian material mencapai ratusan juta,” papar Bambang Istiawan.

Ke depan,  pria asal Batu ini menghimbau kepada masyarakat umum agar lebih memperhatikan lingkungan sekitar. “Bencana memang tidak bisa dihindari, tapi bisa diminimalisir resikonya dengan masyarakat yang peduli lingkungan. Misalnya,  tidak menggunduli hutan di perbukitan atau pegunungan atau membuang sampah di sungai. Mari sadar dan menjaga kondisi lingkungan sekitar kita,” pungkasnya. (diy)

WhatsAppFacebookGmailCopy LinkTwitterShare
Exit mobile version