27 Maret 2025

`

Kabupaten Malang Buka Pintu Bagi 48.220 Santri

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Sebanyak  48.220 santri yang tersebar di 677 pondok pesantren se Kabupaten Malang, akan memulai aktivitasnya di pesantren pada Senin (15/06/2020) mendatang. Untuk mencegah agar tidak terjadi penularan COVID-19, Bupati Malang, HM Sanusi meminta semua pesantren menerapkan protokol kesehatan, termasuk mengecek suhu tubuh santri sebelum masuk pondok. Kalau ditemukan ada santri yang suhu badannya lebih 37,3 C, akan dilakukan observasi melalui rapid test (tes cepat).

 

Bupati Malang, HM Sanusi menyerahkan bantuan kepada pondok pesantren yang diwakili pengasuh pondok.

 

HAL INI disampaikan Bupati Malang, HM Sanusi saat sosialisasi santri yang akan kembali ke Kabupaten Malang di masa New Normal Life. Kegiatan ini diikuti para pengasuh pondok pesantren se Kabupaten Malang, di Pendopo Agung, Selasa (09/06/2020) siang. Tampak hadir, PJ Sekretaris Daerah, Dr. Wahyu Hidayat,  Ketua MUI, Ketua Baznas, perwakilan Polres Malang dan Kodim 0818 Kabupaten Malang – Kota Batu, serta sejumlah kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang.

“Jika dari hasil rapid test santri dinyatakan positif, jika santri  itu berasal dari Kabupaten Malang, akan  dilakukan swab.  Jika berasal dari luar  Kabupaten Malang, akan diantar kembali ke tempat tinggalnya, selama berdomisili di wilayah Jawa Timur. Tapi kalau berdomisili di luar Jawa Timur, orang tuanya akan dipanggil untuk mengambil anaknya. Kami menghimbau semua pondok menyiapkan ruang isolasi. Jika tidak memiliki, akan diarahkan ke Rusunawa ASN di Kepanjen,” kata Sanusi.

Saat sosialisasi, Bupati Malang mengingatkan para pengAsuh pondok pesantren, pandemi COVID-19 ini belum berakhir. Bahkan badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan,  pandemi ini tidak akan berakhir dengan cepat. Untuk itu diharapkan masyarakat dalam segala bidang kehidupan harus siap beradaptasi, membiasakan diri hidup berdampingan dengan COVID-19. “Inilah cara baru agar  tetap survive di tengah pandemi COVID-19,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Plt Direktur RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, dr. Dian Suprojo, Sp.THT, menjelaskan,  COVID 19 tak perlu dibuat panik. “Virus ini mulai berkembang selama 14 hari, dimulai gejala awal yaitu demam, batuk, diare atau lewat gejala kulit gatal-gatal,  dan lain-lain. Langkah  dalam menangani para santri yang mungkin ada gejala tersebut adalah isolasi mandiri (dirumahkan),” terangnya.

Selama  isolasasi mandiri, ada baiknya melakukan  olahraga ringan, jaga jarak aman, minum vitamin C, istirahat yang cukup, dan selalu berdoa. Bilamana ada santri yang sakit mengarah ke COVID-19,  segera dirujuk ke RS rujukan di Kabupaten Malang.  (roz/mat)