Jamaah Haji KBIH Al Azhar, Turen Sudah di Makkah
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Sejumlah calon jamaah haji (CJH) yang tergabung dalam KBIH Al Azhar, Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sejak Selasa (21/06/2022) lalu, sudah bergeser Makkah dari Madinah. Mereka berangkat pukul 08.30 waktu setempat dan tiba di Hotel Umul Quro’ Makkah, sekitar pukul 12.00 waktu setempat.


“DI MAKKAH, para jamaah menempati kawasan Mahbasjin (kawasan hotel yang ditempati para jamaah asal Indonesia). Khusus jamaah asal KBIH Al Azhar, Turen, Kabupaten Malang, dan jamaah asal Jawa Timur pada umumnya, berada di sektor 4,” terang Pembimbing KBIH Al Azhar, Dr. KH. Romadlon Chotib, MH, saat dihubungi wartawan tabloidjawatimur.com via WA, Jumat (24/06/2022) malam waktu Indonesia.
Romadlon Chotib menjelaskan, perjalanan dari Madinah ke Makkah selama kurang lebih 4 jam, berjalan aman dan lancar. “Kami berangkat dari Madinah sekitar pukul 08.30. Sampai di hotel di Makkah sekitar pukul 12.00. Memang agak cepat, karena kami tidak istirahat sama sekali. Kami hanya berhenti di Masjid Bir Ali untuk mengambil miqot, untuk niat umroh wajib,” ujarnya.
Setelah sampai di hotel di Makkah, rombongan CJH istirahat sekitar dua jam. Setelah itu langsung towaf, sai, dan tahalul. “Kami selesai towaf pas maghrib, pas di depan kakbah. Karena itu kami langsung sholat maghrib di depan kakbah. Usai maghrib kami lanjut sai (lari-lari kecil antara sofa dan marwa). Selesai sai pas sholat isa’,” terangnya.

Pengurus PWNU Jawa Timur ini bersyukur karena kondisi jamaah sehat walafiat, tak ada yang sakit. Dia juga bersyukur karena suhu tak setinggi di Madinah. “Di Makkah hanya sekitar 35 – 40 derajat celicus. Rata-rata 38 derajat celcius. Kalau di Madinah kemarin rata-rata mencapai 41 derajat celcius,” katanya.
Para jamaah juga bersyukur karena mereka disediakan transportasi (bus) gratis yang siap 24 jam, untuk mengangkut mereka dari hotel ke Masjid Haram dan sebaliknya. Hanya saja, saat akan naik bus, mereka harus menyeberang jalan terlebih dulu dari hotel. Tapi untunglah ada petugas haji asal Indonesia yang selalu siaga membantu menyeberangkan para jamaah. Bahkan ada beberap Polisi yang ikut mengawasi penyeberangan. Karena jalan yang diseberangi ramai kendaraan dengan kecepatan tinggi.
“Jadi, untuk transportasi dari hotel ke Masjid Haram atau sebaliknya, sudah ada bus yang siap 24 jam. Hanya saja saat pulang dari Masjid Haram untuk kembali ke hotel, agak krodit, karena jamaah pulangnya bersamaan. Waktunya pas selesai sholat isa’. Akhirnya berebut naik bus. Tapi orang Indonesia banyak yang ngalah. Mereka tak mau rebutan naik bus,” terang Romadlon Chotib. (mat)