IMPALA UB Teliti Kesejahteraan Rusa Timor di UB Forest
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Anggota muda Ikatan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Brawijaya (IMPALA UB), Malang, Jawa Timur, meneliti tingkat kesejahteraan rusa timor (cervus timorensis). Tujuannya, untuk mengetahui kelayakan dan kesejahteraan hewan yang termasuk dalam kelompok dilindungi ini.

“PENELITIAN tersebut dilatarbelakangi atas standart minimum kesejahteraan satwa yang telah diberikan oleh sebuah penangkaran yang dapat dilihat dari fasilitas penangkaran, manajemen pemeliharaan, dan perilaku satwa yang dirasa masih kurang,” jelas Saddam Lukman Hakim, salah satu anggota IMPALA, Kamis (06/10/2022) siang.
Tim penelitian terdiri dari Rendy Waskito Kurniawan (koordinator), Achmad Irsyad, Adela Maulida Lika, Alefia Putri Ramadhani, Andi Ahyar Almuhajir Amrani, Donna Apriani Malau, Erly Septyaning Putri, Faiz Hilmy Taqiuddin, Grishelda Safa Kamila, Lutfi Syafriani, Maria Margaretha Asima, Natureza Damar Bintang, Saddam Lukman Hakim, Saddam Purwa Adinata, Safira Farah Dliba, Silvia Anggraeni, serta Zahra Izani (anggota).
Saddam Lukman Hakim menjelaskan, penangkaran adalah suatu kegiatan untuk mengembangbiakan satwa liar. Tujuannya, untuk memperbanyak populasi dengan tetap mempertahankan kemurnian genetic, sehingga kelestarian dan keberadaan jenis satwa dapat dipertahankan di habitat alamnya.
Agar penangkaran berhasil, masih kata Saddam, perlu diperhatikan juga kesejahteraan satwa, termasuk di dalamnya perilaku secara normal serta mampu tumbuh kembang dalam kondisi yang baik. “Salah satu cara yang telah dicoba oleh Universitas Brawijaya (UB) yaitu pembentukan penangkaran rusa timor yang berada di UB Forest di Karangploso, Kabupaten Malang,” ujarnya.
Untuk sebuah penangkaran rusa, fasilitas yang diberikan di UB Forest sudah cukup memadai. “Di sini ada kandang dengan ukuran yang cukup luas, sekitar 225,4 m2 dengan sebuah shelter di dalamnya. Kandang yang terbuat dari kawat ini yang dapat bertahan cukup lama. “Namun, ada pembatas yang terdapat di dalam kendang terbuat dari kayu. Bahan kayu ini tidak dapat bertahan lama karena mudah lapuk,” ujarnya.
Shelter ini, imbuh Saddam, berfungsi sebagai tempat berteduh atau tempat beristirahat yang nyaman. Selain digunakan sebagai tempat makan sekaligus untuk membuang kotoran.
Dari sisi keamanan, tim IMPALA melihat penjagaan yang diberikan juga sudah cukup baik. Äda tiga kali pengecekan setiap hari. Hal ini membuat keadaan rusa di sana dapat terpantau dengan jelas. Tak hanya itu. Rusa juga diberi makanan berupa rumput, wortel, serta minuman yang dilakukan pada pagi dan sore setiap hari.
Tim ini meneliti tingkat kesejahteraan rusa timor di penangkaran rusa timor UB Forest dengan beberapa indikator. Seperti fasilitas yang telah diberikan dan perilaku rusa di penangkaran. Dengan adanya penelitian ini, kami berharap mampu memberikan informasi, terutama soal kebersihan kandang yang seharusnya kering dan tidak berlumpur atau becek. (div/mat)