25 Maret 2025

`

Ibu Puji Tuntut Pembunuh Anak Dihukum Berat

4 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Sulastri (50), ibu kandung Puji Astrianto (31), warga Jl. Srigading, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, yang mayatnya ditemukan di kebun tebu di Dusun Boro, Desa Jabung, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Selasa (29/05/2018), menuntut agar pelaku pembunuhan terhadap anaknya dihukum berat.

 

Evakuasi penemuan mayat di Dusun Boro, Desa Jabung, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (29/05/2018). (ist)

Puji Astrianto adalah korban tewas dalam kecelakaan di Jl. Bendungan Sutami, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Sabtu (27/05/2018) malam. Dari hasil pemeriksaan sementara, patut diduga, kematian karyawan salah  satu toko modern di Pakisaji, Kabupaten Malang ini akibat penganiayaan yang diduga dilakukan oknum TNI AD.

Puji Astrianto.

Kepada wartawan yang menemuinya di rumahnya, Rabu (30/05/2018) siang, Sulastri menduga kematian anaknya ada kaitannya dengan seorang oknum TNI yang selama ini ia ketahui tidak suka dengan anaknya.

Mengapa oknum TNI tersebut tidak suka dengan anaknya? Sulastri mendengar kabar bahwa anaknya menggoda isteri oknum tentara tersebut. Namun, menurutnya, hal itu tidak bisa dibuktikan. Yang ia tahu, isteri oknum tentara itu adalah teman Puji saat masih sekolah dulu.

“Anak saya bisa sampai meninggal, ada penyebabnya. Karena itu, saya ingin pihak yang menjadi penyebab kematiannya, dihukum seberat-beratnya. Pokoknya, harus sesuai perbuatannya,” tuturnya saat ditemui di rumah duka, Rabu (30/05/2018).

Dengan kondisi tegar, meskipun tetap nampak kesedihannya, Sulastri menceritakan kronologi sampai ia mendapatkan kabar dari petugas bahwa  anaknya sudah di kamar mayat.

“Saya diberitahu Selasa (29/05/2018) sekitar pukul 17.00 WIB. Ndak tahu, mungkin Polisi yang datang ke rumah. Saat itu ia menjelaskan, jika anak saya sudah meninggal dan berada di kamar mayat RS Saiful Anwar,” tuturnya.

Sulastri menceritakan, dia bertemu terakhir dengan anaknya Sabtu (26/05/2016) sekitar pukul 14.00 WIB, saat berangkat kerja ke Pakisaji. Dia pun tidak menduga jika hari itu adalah hari terakhir bersama ayah dari kedua cucunya tersebut.

“Sabtu malam, sekitar jam 23.00 WIB lebih, adiknya Puji ditelepon oleh Ayu (istri oknum TNI – red). Saat itu ia mengatakan, kalau Puji mengalami kecelakaan di daerah Pakisaji. Ayu tahu itu karena  saat kecelakaan sedang teleponan dengan Puji. Saat itu Puji juga mengaku jika dirinya seperti dibuntuti sebuah mobil,” cerita Lastri, menirukan pembicaraan Ayu.

Mendengar kabar itu, Sulastri langsung melakukan pencarian ke Pakisaji, namun tidak ketemu. Bahkan, setelah itu, dirinya mengetahui ada kecelakaan lagi di Jl. Bendungan Sutami. Namun ia tidak menduga jika kecelakaan tersebut melibatkan anaknya.

“Saya baru tahu, setelah hari Minggu (28/05/2018). Saya mendengar kabar jika yang terlibat dalam kecelakaan itu adalah mobil yang dibawa oknum anggota TNI. Saya langsung kepikiran, karena orang itu pernah datang ke sini sekitar Januari lalu,” imbuhnya.

Lebih lanjut ia menceritakan, selama sebelum mendapat kabar tentang anaknya, keluarga terus melakukan pencarian,  namun tetap tidak mendapat kabar. Sampai akhirnya, Selasa sore (29/05/2018), ia menerima kabar jika anaknya sudah meninggal.

Setelah itu, ia pun bergegas ke rumah sakit. Sekitar pukul 24.00 WIB, jenazah anaknya  sampai di rumah duka. Malam itu juga, pihak keluarga bersama para pelayat langsung memakamkannya.

Seperti diberitakan, warga Dusun Boro, Desa Jabung, Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (29/05/2018) dihebohkan dengan penemuan mayat Puji Astrianto (32), warga  Jl. Bunga Srigading, Lowokwaru, Kota Malang. Mayat tersebut dikubur asal-asalan di kebun tebu.

Mayat itu hanya dikubur dengan kedalaman kurang lebih 50 Cm. Di dalam kuburan, petugas menemukan jaket jeans dan lakban. Patut diduga, jaket tersebut milik korban. Sedangkan lakban diperkiarakan untuk menutup mulut korban atau mengikat tangan dan kaki korban. Sedangkan kondisi mayat sudah menimbulkan aroma tak sedap.

Penemuan mayat laki-laki yang dikubur secara asal-asalan tersebut langsung ditangani DENPOM TNI AD. Hal tersebut dibenarkan Kapolres Malang, AKBP Yade Setiawan Ujung, saat dihubungi via HP. “Benar, ada evakuasi mayat di Jabung. Saat ini kasus tersebut sedang ditangani,” katanya.

Seorang anggota Polisi yang enggan disebutkan namanya menjelaskan,  jajaran Polsek Jabung dan Tim Identifikasi Polres Malang hanya sebatas melakukan pengamanan lokasi dan evakuasi mayat. “Kami hanya mengevakuasi dan mengamankan lokasi saja. Penanganan selanjutnya oleh DENPOM,” ujarnya.

Usia kematian diperkirakan sudah tiga hari. “Melihat dari tanda fisik dan bau yang menyengat, usia kematian korban sekitar  tiga hari,” tandasnya.

Usai dilakukan proses evakuasi dan identifikasi, mayat laki-laki tersebut langsung dimasukan ke dalam kantung mayat dan dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang untuk dilakukan otospsi.  Langkah ini ditempuh untuk mengetahui penyebab kematian korban.

Korban diduga diculik dan dibunuh sebelum dikubur untuk menghilangkan jejak. Kasus ini diketahui dari hasil penyelidikan petugas Denpom V/3 Malang, usai menerima pelimpahan kasus kecelakaan di Jalan Bendungan Sutami, Kota Malang, Minggu (27/5/2018) dini hari.

Sebuah mobil Suzuki Carry N 1193 CR terlibat kecelakaan dengan sepeda motor nopol S 4347 DM. Dalam kecelakaan itu, mobil Suzuki Carry menghantam warung yang berada di tepi jalan. Mobil tersebut diduga dikemudikan oleh pelaku. Korban juga berada di dalam mobil saat kecelakaan. (ide/diy)