14 Februari 2025

`

Hadapi Cuaca Ekstrim Masyarakat Diminta Waspada

2 min read

BMKG: November Sudah Masuk Musim Penghujan

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Dipenghujung musim kemarau, kesulitan air masih terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Malang, untuk mencukupi kebutuhan air bersih, Badan Penangulanggan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang melakukan dropping air bersih di beberapa wilayah yang terdampak.

 

 

Dropping air bersih kepada warga oleh BPBD Kabupaten Malang.

KEPADA awak media Kepala BPBD Kabupaten Malang, Bambang Istiawan membenarkan jika untuk beberapa wilayah di Kabupaten Malang sudah mulai turun hujan. “Sebagian daerah di Kabupaten Malang sudah turun hujan, tapi di Malang selatan saat ini masih banyak yang mengalami kesulitan air bersih. Untuk mengatasi hal tersebut kami secara rutin melakukan dropping air bersih kepada warga yang terdampak,” terang Bambang Istiawan, Jumat (26/10/2018).

Menurut mantan Camat Lawang, dipenghujung musim kemarau 2018, tujuh kecamatan masih mengalami kesulitan air bersih. “Data terakhir kami, ada 7 kecamatan yang masih mengajukan bantuan distribusi air bersih, seperti Kecamatan Kalipare, Donomulyo, Sumbermanjing Wetan, Jabung, Singosari, dan Lawang serta Sumberpucung,”ungkapnya.

Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Malang memprediksi bahwa musim penghujan akan datang di bulan November 2018. “Diperkirakan bulan November depan, musim hujan sudah mulai turun di Kabupaten Malang. Saat ini kita sedang memasuki musim peralihan atau pancaroba,”jelas Anung Suprayitno, Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Malang.

Anung kemudian menjelaskan, dalam musim pancaroba seringkali terjadi cuaca ekstrim, seperti hujan lebat disertai petir dan angin puting beliung seperti yang terjadi beberapa hari lalu di Desa Asrikaton, Kecamatan Pakis. “Cuaca ekstrim tersebut umumnya timbul dari pertumbuhan awan Commulunimbus (CB), karena proses konvektif atau pemanasan yang tinggi diiringi potensi uap air di udara yang cukup,”jelas Anung.

Menghadapi cuaca ekstrim yang seringkali mengakibatkan bencana hidro meteotologi seperti hujan lebat disertai angin kencang dan petir, puting beliung, banjir dan tanah longsor, Anung Suprayitno menghimbau agar masyarakat lebih waspada. “Himbauannya masyarakat mempersiapkan diri terhadap perubahan cuaca ekstrim baik dari sisi kesehatan dan waspada terhadap potensi munculnya bencana, hindari berteduh di bawah pohon atau baliho saat hujan, waspadai tebing-tebing di perbukitan yang dekat dengan tempat tinggal, maupun bantaran sungai,”pungkas Kasi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Malang. (diy)