Galang Konsolidasi, Cakrawala Berpikir Pengurus Yayasan MPR Harus Nasional
3 min readBATU, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Cakrawala berpikir Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Yayasan Merah Putih Revolusioner (DPP MPR), harus bernuansa pusat, nasional, seluruh Indonesia, bahkan dunia, meski semua pengurus tinggal di daerah. Karena cakrawala berpikir itulah yang nantinya membentuk kebiasaan-kebiasaan perilaku besar dan positif.


HAL INI disampaikan Ketua Umum DPP Yayasan MPR, H. Imam Zuhdi, saat sambutan konsolidasi pengurus pusat di Warung Desa BUMDES, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur, Minggu (02/02/2025) siang. “Konsolidasi ini dimaksudkan agar sesama pengurus pusat memiliki visi dan pandangan yang sama tentang Yayasan Merah Putih Revolusioner ini,” tegasnya.
“Kita ini pengurus pusat. Maka cakrawala berpikir kita harus bernuansa pusat, nasional, seluruh Indonesia bahkan dunia, meski kita semua tinggal di daerah. Cakrawala berpikir kita itulah yang nantinya membentuk kebiasaan-kebiasaan perilaku besar dan positif. If you want to be big, we must think big. What you do is what you think (Jika kita ingin besar, kita harus berpikir besar. Apa yang Anda pikirkan, itulah yang kita lakukan), tambah H. Imam Zuhdi, menyemangati para pengurusnya.

Mantan Ketua KONI Kabupaten Malang ini menambahkan, hal lain yang tak kalah pentingnya adalah komunikasi. Menurutnya, komunikasi adalah jalan terbaik dalam membangun soliditas antar pengurus. Seringkali permasalahan timbul dan berlarut-larut tanpa adanya penyelesaian. Ini karena komunikasi yang buruk, bahkan karena minimnya komunikasi. “Karena itu, dalam kapasitas saya sebagai ketua umum, saya minta saudara-saudara pengurus DPP MPR mengoptimalkan jalur komunikasi. Apa pun permasalahannya, tak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Kuncinya ya komunikasi,” tegas H. Imam Zuhdi.
Agar perjalanan mengurus Yayasan MPR ini bisa efektif dan effisien, alumni IAIN Sunan Ampel Malang —sekarang berubah nama menjadi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki)— ini meminta pengurus wajib melakukan kerja-kerja yayasan sesuai standart operasional (SOP). “Dengan begitu, setiap kita akan merasa ringan menjalankan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) sebagai pengurus DPP MPR,” katanya.
Imam Zuhdi menjelaskan, Yayasan MPR berdiri sejak 2012 atau 12 tahun yang lalu oleh Andi Kuswandono dkk. Dalam kepengurusan yang baru ini, Andi Kuswandono duduk sebagai Ketua Pembina Yayasan MPR. Dalam konsolidasi pengurus DPP MPR ini, Andi Kuswandono menekankan pentingnya kerja profesional, efektif, efisien.
Sementara itu, Choirul, salah satu Wakil Ketua Yayasan MPR, mengatakan, yayasan ini sudah berdiri secara legal. “Selanjutnya adalah tugas dan kewajiban kita untuk menjalankan visi dan misi yayasan dengan saling menguatkan di antara satu dan lainnya. Secara sendiri, memang kita bisa berbuat sesuatu. Namun, secara bersama-sama, kita bisa melakukan banyak hal. Apalagi kepengurusan kita dari latar belakang yang sangat variatif. Bisa jadi yayasan ini nantinya menjadi miniatur persatuan dan kesatuan NKRI,” katanya penuh semangat.
Sebelum kegiatan ditutup, H. Imam Zuhdi, menyampaikan bahwa Yayasan MPR ini adalah wadah untuk berkontribusi pada negeri ini. “Namun sebelum itu, masing-masing kita harus merasa ‘diuntungkan’ baik secara personal, social, dan finansial. Karena itu, di bawah naungan Yayasan MPR, kedepannya kita harus memiliki badan usaha yang menghasilkan cuan. Saya sudah menyiapakan hal itu. Dalam pertemuan-pertemuan berikutnya, kita bahas khusus tentang usaha apa yang bisa dijalankan oleh Yayasan,” ujarnya. (bri/mat)