FIA UB Lestarikan Budaya dan Kuliner
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Kota Malang berpotensi menjadi pusat wisata kuliner. Selain jenis makanan yang beragam, banyaknya mahasiswa, menjadi pasar yang cocok untuk pengembangan bisnis kuliner.

UNTUK itu, Program Studi S1, Pariwisata Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB), melaksanakan Brawijaya Culture and Food Festival (BCFF) 2018, di Aula Skodam Brawijaya, Malang, Kamis (22/11/2018).
Dekan FIA UB yang diwakili Wakil Dekan Bidang Akademik, Yusri Abdillah, Ph.D menuturkan, BCFF digagas pertama tahun 2011, dan dilaksanakan pertama kali oleh mahasiswa angkatan 2012.
“Kegiatan ini menjadi sarana pembelajaran mahasiswa, untuk menggelar event. Apalagi diselenggarakan di luar kampus,” tuturnya.
Ia menceritakan, saat beberkunjung ke Yunani, suguhan buah- buahan ditata sedemikian rupa, sehingga 1 paket buah, bisa seharga sekitar Rp. 75 ribu.
“Saya berharap, ada pertukaran ilmu dan gagasan antara mahasiswa dan ICA untuk mengembangkan nilai jual sebuah makanan. Mereka orang -orang yang bisa mengolah makanan dan memiliki nilai jual yang berbeda,” lanjutnya.
Pada kesempatan itu, dilaksanakan juga talkshow bersama Kasi Promosi Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Malang, Agung H. Buana dan Indonesian Chef Association (ICA), Chef Samrodin (Chef Hotel Swis-Belinn Malang),
Demo masak, penampilan Forum Daerah (Forda) Madura dan Banyuwangi serta food festival. Malam harinya, diselenggarakan tari Topeng Malangan dan penampilan Reog Ponorogo.
Sementara itu, Ketua Prodi S1 Pariwisata, Dr. Sunarti, M.AB menyatakan, salah satu fokus pembelajaran di Prodi Pariwisata adalah menggali keunikan di setiap tujuan wisata, termasuk keunikan budaya.
“Keunikan budaya yang digali dan dikelola dengan baik, akan menjadi aset menjadi jalan kemakmuran untuk masyarakat. Semoga dengan BCFF bisa dilanjutkan di tahun – tahun berikutnya, dan menjadi agenda tahunan prodi,” tuturnya. (ide)