DPRD Tolak Hasil Pembangunan Pasar Sayur Dewi Sartika
2 min readBATU, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Pembangunan pasar sayur tahap II di Jalan Dewi Sartika, Kota Batu, Jawa Timur, sudah mencapai 95,4 persen. Namun usai dilakukan sidak kedua kalinya oleh Komisi C DPRD Kota Batu, para wakil rakyat ini sepakat menolak hasil pembangunan dan penyerahan pasar sayur tahap II tersebut.

PENOLAKAN pembangunan dan penyerahan dari pihak kontraktor ke Pemkot Batu tersebut karena beberapa alasan. Utamanya karena saluran atau sistem drainase yang tak sempurna, sehingga ditakutkan terjadi banjir dan bau tak sedap akibat air tak mengalir sempurna ke tempat pembuangan.
Hal itu ditegaskan oleh Ketua Komisi C DPRD Kota Batu, Khamim Tohari. Pihaknya akan menolak penyerahan pasar sayur II ke Pemkot Batu jika kontraktor tidak melakukan pembenahan seperti yang diminta para wakil rakyat.
“Dari hasil tinjauan, kami akan meminta ke Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) agar tidak menerima begitu saja penyerahan pasar sayur pada tanggal 28 Januari nanti. Karena masih banyak yang perlu diperbaiki. Salah satunya saluran drainase,” ujar Khamim kepada para awak media saat sidak.
Khamim menerangkan, untuk saluran drainase perlu dilakukan perbaikan. Pasalnya, saluran drainase tidak berfungsi sempurna. Sehingga air yang mengalir tidak mengarah ke tempat pembuangan. Melainkan hanya berputar di saluran dranase pasar sayur.
Hal itu juga dibenarkan Wakil Komisi C, Didik Machmud. Menurutnya, saluran drainase memang tak berfungsi sempurna. Itu setelah pihaknya meminta mobil dua tangki atau sekitar 10 kubik air dari Perumdam Among Tirto untuk mengaliri drainase. Saat dialiri air, memang nampak saluran drainase tak berfungsi sempurna. Air yang mengalir di drainase hanya berputar-putar di saluran air, tapi tidak mengarah pada saluran pembungan.
“Ini yang jadi masalah. Kami khawatir ini akan membuat banjir saat musim hujan atau saat musim kemarau menyebabkan bau tak sedap karena air tidak terbuang sempurna,” bebernya.
“Karena itu, kami meminta agar dilakukan pembongkaran agar saluran drainase bisa berfungsi sempurna,” imbuh politisi Partai Golkar ini.
Selain saluran drainase, wakil rakyat ini juga mempermasalahkan akses jalan masuk bagi kendaraan. Karena, menurut mereka, akses jalan masuk tidak rata, sehingga ditakutkan ambles atau tergenang air saat hujan dan membuat kondisi pasar kumuh.
Masalah selanjutnya adalah penutup atap bagian samping yang jaraknya terlalu mepet dengan bangunan. Sehingga saat hujan, air akan masuk ke pasar sayur. Terakhir cetakan tutup drainase atau tutup bak kontrol drainase yang kualitasnya buruk. Itu terbukti saat diangkat untuk melihat saluran drainse langsung pecah.
“Karena itu kami minta agar kontraktor merampungkan masalah yang ada sebelum diserahkan ke pemda. Kami akan cek kembali ke pasar sayur sebelun diserahkan ke pemda,” bebernya.
Jika nanti sesuai tanggal penyerahan yang telah ditentukan pada 28 Januari belum dilakukan perbaikan, pihaknya tak akan meminta tanggung jawab kontraktor, karena sesuai aturan ada masa perawatan selama enam bulan. (roz/mat)