Dosen UMM Kenalkan Teknologi Tepat Guna Nelayan Sapeken
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Tiga dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengenalkan teknologi tepat guna untuk mengatasi permasalahan pada kelompok Industri Rumah Tangga (IRT) dan kelompok nelayan di Kepulauan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura, beberapa waktu lalu.

PROGAM Penerapan Teknologi Tepat Guna (PPTTG) ini dikenalkan Dr. Iin Hindun, M.Kes, Ir. Mulyono, MT, dan Husamah, S.Pd., M.Pd. Tujuannya, mendorong IRT “Dapoer Emmak” agar lebih produktif dan menghasilkan lebih banyak produk makanan. Selain itu juga mendorong kelompok nelayan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan.

Iin Hindun menjelaskan, kedua kelompok tersebut memiliki beberapa masalah. Salah satunya, tingkat kehigienisan produk olahan hasil laut yang dirasa kurang maksimal. Hal tersebut disebabkan karena alat yang kurang memadai. “Selain itu, alat yang digunakan juga tidak tahan lama dan cepat rusak,” katanya, belum lama ini.
Sementara itu, kelompok nelayan merasa bahwa hasil tangkapannya kurang dan tidak tahan lama. Ketahanan bahan bakar juga menjadi masalah bagi nelayan setempat. “Melihat beberapa masalah ini, kami tergerak untuk memberikan peningkatan dan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang bisa menjadi solusi untuk IRT dan nelayan,” kata Iin Hindun.
Ketiga dosen UMM tersebut memberikan alat penyuir daging ikan untuk memudahkan proses pembuatan abon. Alat penyuir abon tersebut sekaligus menjadi jawaban untuk masalah produksi makanan yang tidak tahan lama. “Tingkat kebersihan produk juga meningkat seiring penggunaan alat ini. Produksi makanan yang dihasilkan kelompok Dapoer Emmak jadi lebih higienis,” ungkap Iin.
Di samping itu, mereka juga memberikan solusi akan ketahanan bahan bakar yang dialami oleh nelayan setempat. Energi solar menjadi jawaban atas masalah tersebut. Dengan menggunakaan alat tersebut, nelayan bisa menghemat biaya bahan bakar. Selain itu juga menghilangkan rasa takut nelayan akan kehabisan bahan bakar di tengah perjalanan.
Tidak cukup sampai di situ, ketiganya juga memberikan pendingin ikan dalam perahu. Nantinya pendingin itu dapat membuat tangkapan para nelayan menjadi lebih awet dan tahan lama. “Bahan bakar berbasis solar cell ini menjadi inovasi tersendiri dalam memudahkan nelayan Sapeken yang takut bakan bakarnya cepat habis. Sementara alat pendingin bisa memperlambat proses pembusukan ikan sehingga tangkapan jadi lebih tahan lama,” pungkas Iin Hindun. (div/mat)