Site icon `

Dosen UMM Kembangkan Wisata Edukasi Jamu

WhatsAppFacebookGmailCopy LinkTwitterShare

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Ada yang menarik dari Desa Karangrejo Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang. Berbeda dengan desa pada umumnya, lokasi ini kini menjadi desa wisata sentra jamu dengan berbagai macam olahan makanan.

 

Tim Dosen UMM melalui PPDM mengembangkan Desa Karangrejo menjadi Desa Wisata Edukasi Jamu.

 

HAL ITU tidak lepas dari sumbangsih tim Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Melalui Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) mereka mengembangkan desa ini menjadi Desa Wisata Jamu selama 2019-2021.

Produk jamu yang kini sudah dikemas menarik.

Ketua tim Dosen UMM, Dra. Thathit Manon Andini, M.Hum menjelaskan bahwa semua agenda ini berawal dari program Desa Potensial di tahun 2015. Kemudian terpilihlah Desa Karangrejo sebagai lokasi pengembangan. Ia dan beberapa dosen lainnya juga sempat memaparkan potensi pengembangan jamu dan pangan kreatif sebagai produk unggulan. Terakhir, pada 2021 ini mereka juga telah menjelaskan pada masyarakat agar desa Karangrejo bisa ditingkatkan menjadi desa wisata.

Dalam perjalanannya, desa wisata ini tidak lepas dari kendala dan masalah. Salah satunya adalah alat-alat yang digunakan masih tergolong tradisional. Hal itu membuat proses produksi memakan waktu yang cukup lama. Selain itu juga tidak bisa menghasilkan produk yang melimpah, baik produksi jamu maupun keripik. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris ini kembali menuturkan bahwa pihaknya berinisiatif untuk membuat dan memberikan alat pengering Spiner yang digunakan dalam produksi keripik. “Alat pengering tenaga surya yang berkapasitas 5 kilo ini dapat memperlancar produksi dan memperbanyak hasilnya,” ujar Thathit.

Di samping itu, produksi jamu yang sebelumnya masih menggunakan penumbuk, kini telah ditingkatkan dengan blender. Aspek pengemasan juga tidak lepas dari pembaharuan. Botol polos yang biasa dipakai kini telah dihiasi dengan beberapa stiker untuk menarik pembeli.

Dosen yang juga menjadi Kepala Lembaga Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (LP3A) ini menjelaskan inovasi lain yang tidak kalah menarik. Jamu yang biasanya hanya berbentuk cair, sekarang sudah dibuat yang berupa serbuk. Jamu serbuk ini diyakini bisa bertahan lebih lama ketimbang yang cair.

Usai PPDM berjalan dengan baik, pihak desa akhirnya membentuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Karangrejo. Langkah ini dilakukan agar agenda pemberdayaan masyarakat bisa tertata rapi. Sleai itu juga sebagai bentuk usaha agar desa dapat lebih mandiri dan juga ekonomi meningkat. “Semoga Desa Wisata ini bisa mendapat dukungan dari pemerintah, baik daerah maupun pusat. Para akademisi juga diharapkan bisa memberikan inovasi lain dalam pengembangan Desa manapun,”pungkasnya di akhir sesi wawancara. (mat)

WhatsAppFacebookGmailCopy LinkTwitterShare
Exit mobile version