9 Oktober 2024

`

Dosen UB Kembangkan Perangkat Edukatif di Pesisir Malang Selatan

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (UB) mengembangkan perangkat edukatif untuk pembelajaran konservasi berbasis konten lokal bagi sekolah alam Bajulmati Sea Turtle Conservation (BSTC) di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan dan Clungup Mangrove Conservation (CMC) di Desa  Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

 

Pelatihan pengoperasian portabel server kepada kelompok konservasi CMC.

 

KETUA Tim Doktor Mengabdi UB, Achmad Basuki, Ph.D, menjelaskan, perangkat edukatif tersebut dikembangkan karena pada dua sekolah alam tersebut saat ini tidak tersedia media pembelajaran dan modul,  sehingga banyak materi yang tidak tersampaikan.

“Saat ini, kegiatan pembelajaran konservasi dan potensi pesisir disampaikan secara insidental melalui tatap muka atau diskusi langsung. Perangkat ini cukup fleksibel karena ukurannya kecil, tidak memerlukan akses internet, berisi materi audio visual yang menarik, sehingga memudahkan pengelola dalam memberikan materi,” kata Achmad Basuki, Senin (28/11/2022) siang.

Ia menjelaskan, perangkat edukatif ini merupakan konfigurasi dari moodle server dengan Raspberry Pi 4, yang di dalamnya berisi konten-konten edukasi konservasi bertema penyu di BSTC, mangrove,  dan ekowisata di CMC. Selain itu terdapat pula materi tentang konservasi dan pencemaran laut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Perangkat edukatif tersebut dilengkapi dengan tour virtual melalui visualisasi cam 360 pada BSTC dan CMC, sehingga tampilan menjadi lebih atraktif.

“Modul telah terupload dalam server moodle box yang  dapat diakses secara terbuka oleh siapa pun melalui laman yang disediakan, sehingga dapat memperkenalkan kegiatan konservasi di pesisir Malang ke tempat-tempat lain di Indonesia, terutama pulau-pulau kecil yang jauh dari jangkauan internet,” kata Achmad Basuki.

Di sisi lain, perangkat ini dapat melengkapi paket ekowisata yang telah ada pada CMC dan BSTC, sehingga pengunjung tidak hanya datang dan menikmati panorama, tetapi juga mendapatkan edukasi mengenai kekayaan hayati dan aktivitas konservasi yang berada pada lokasi tersebut.

Menurut Basuki, pemilihan lokasi Dosen Mengabdi BSTC dan CMC didasarkan pada kedekatan area dengan keberadaan potensi habitat penting (mangrove, terumbu karang, area peneluran penyu,  dan lokasi pemijahan ikan komersial), yang dapat didayagunakan lebih lanjut menjadi kawasan lindung sekaligus sumber ekonomi biru bagi masyarakat.

“Kawasan-kawasan ini telah dikelola kelompok masyarakat dengan berbagai aktivitas pendukung kegiatan konservasi,  termasuk keberadaan sekolah alam sebagai sarana edukasi konservasi kepada anak-anak setempat,” kata salah satu anggota Tim Dosen Mengabdi, Dhira Saputra. (div/mat)