Dosen UB Kembangkan Alat Deteksi COVID-19 dan Penyakit Pernapasan
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Guru Besar Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur, Prof. Drs. Arinto Yudi Ponco Wardoyo, M.Sc., Ph.D bersama tim, mengembangkan alat deteksi hasil metabolisme dari sistem pernapasan dan pencernaan yang dinamakan UBreath Analysis. Alat ini mampu mengidentifikasi dan mengukur konsentrasi zat dari hasil metabolisme sistem pernapasan dan pencernaan melalui embusan napas dalam bentuk gas, partikulat, dan parameter lain yang berjumlah 25.

PROF. Drs. Arinto Yudi Ponco Wardoyo, M.Sc., Ph.D, menjelaskan, hasil pengukuran dari parameter tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi kondisi dari sistem pernapasan dan sistem pencernaan. “UBreath bekerja dengan mengembuskan napas pada kantong khusus sebelum kemudian alat ini akan mengukur unsur-unsur yang terkandung dalam udara pernapasan. Alat ini memerlukan waktu antara 2-3 menit untuk mendapatkan hasil,” katanya, belum lama ini.

Arinto menambahkan, UBreath telah diuji klinis pada orang sehat dan penyintas COVID-19 di RSUD dr. Saiful Anwar Malang dan RS Lapangan Malang dengan total 400 sampel. “Hasil yang didapatkan, alat ini tidak hanya dapat mendeteksi berupa positif atau negatif covid, tetapi lebih spesifik, alat ini bisa mengklasifikasikannya seperti OTG, ringan, sedang, sampai berat,” jelas Guru Besar Fisika ini seraya menambahkan penelitian yang dilakukan sejak akhir 2020 ini menghasilkan tingkat akurasi mencapai lebih 90 persen.
UBreath yang dikembangkan kerjasama dengan tim Fakultas Kedokteran UB (Dr.dr Susanthy Djajalaksan.Sp.P(K), dan Prof. Dr.dr. Teguh Wahju Sardjono, DTM&H., M.Sc.,SPParK), saat ini diuji klinik untuk screening penyakit pernapasan, seperti kanker paru-paru, Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bersama tim dari Fakultas Kedokteran.
“Penderita penyakit kanker paru-paru biasanya terlambat mendeteksi karena tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Untuk itu alat ini sangat baik untuk screening awal,” ujarnya. [div/mat]