Diwarnai Interupsi, PJ Walikota Malang Jelaskan “Mbois Ilakes”
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – PJ Walikota Malang, Ir Wahyu Hidayat menjawab sejumlah pertanyaan anggota DPRD Kota Malang, dalam penyampaian jawaban Walikota atas pemandangan umum fraksi terhadap Ranperda APDB tahun anggaran 2024, di rapat paripurna DPRD Kota Malang, Rabu 22 November 2023.
SALAH SATU yang disampaikan adalah terkait pertanyaan jargon, ‘Mbois Ilakes’ yang biasanya ‘Malang Bermartabat’ saat mengawali rapat di pemerintahan di Kota Malang. Apalagi, salah satu anggota dewan mengaku, baru saat itu, mengetahui pengertiannya.
“Jadi Mbois Ilakes itu, akronim dari mandiri, berbudaya, optimis, indah, sejahtera, inovatif, lestari, adaptif, kolaboratif, efisien dan sinergi. Karena kami, sebagai orang Malang,” terang PJ Walikota Malang, Ir Wahyu Hidayat, ditemui usai rapat paripurna di DPRD Kota Malang, Rabu 22 November 2023.
Ia mengaku, bahwa hal itu sebenarnya sudah disampaikan dalam beberapa kali pertemuan. Baik secara lesan dan lainya. Bahkan, sudah ada surat edaran Walikota. Termasuk, sosialiasi ke OPD.
“Ya, sekalian ngepaskan satu bulan setelah pelantikan. Makanya, hari ini saya menjawab sejumlah pertanyaan dari dewan, termasuk tentang Mbois Ilakes,” lanjut Wahyu.
Hal lain yang juga menjadi jawaban, adalah terkait perbaikan drainase, pengecekan emisi gas buang berpengaruh dengan kondisi pecemaran udara, penataan Kayutangan heritage, pengecekan gedung sekolah dan beberapa jawaban lainnya.
“Termasuk, kondisi pasar Blimbing dan pasar Gadang, masih ada PKS. Sedangkan untuk Pasar Besar, yang masih terus dikomunikasikan,” lanjutnya.
Prosesi jawaban Walikota itupun, saat itu sempat diinterupsi dari anggota dewan. Menurutnya, selain jawaban itu sudah ada soft copynya, juga masih akan didalami dalam hearing.
“Ini menunjukkan, para anggota dewan itu kritis. Dan jawaban walikota, juga normatif. Sering kami ingatkan, untuk jawaban lebih tekhnis. Apalagi, masih akan didalami dalam hearing hearing. Jadi masih panjang, prosesnya. Sampai tanggal 30 Nopember,” terang Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika, saat dikonfirmasi.
Disinggung dengan pengertian Mbois ilakes, ia menyebut, hal itu adalah luar biasa. Namun demikian, dirinya menyayangkan karena kurang sosialiasi. Sehingga, memungkinan untuk dimaknai yang berbeda. Bahkan, Made mengaku, baru hari itu mengetahui akronimnya.
“Kalau bermartabat, asumsinya sudah jelas. Sementara Kota Malang ini kan hiterogen. Anak anak muda, beberapa komunitas, mungkin mengartikan sendiri sendiri. Namun, setelah mengetahui akronimnya, ya jangan diplesetkan lagi. Siapa yang tidak suka dengan artinya. Saya juga senang,” pungkasnya. (aji)