Direktur RSUD Kanjuruhan Terima Sertifikat Akreditasi Paripurna
3 min readJAKARTA, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, drg. Mahendrajaya, M.M,Sp.Kg, menerima Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) di Jakarta, Senin (08/04/2019) dengan predikat lulus tingkat paripurna (bintang lima).


DALAM sertifikat yang ditandatangani Ketua Eksekutif KARS, Dr. dr. Suroto, M.Kes tersebut terdapat tulisan, “Sertifikat ini diberikan sebagai pengakuan bahwa rumah sakit telah memenuhi standart akreditasi rumah sakit dan dinyatakan lulus tingkat paripurna.”
“Benar, Pak Direktur (Direktur RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, drg. Mahendrajaya,M.M,Sp.Kg) sekarang berada di Jakarta, menerima sertifikat,” kata Wakil Direktur Administrasi, Mahila Surya Dewi, Senin (08/04/2019) malam.
Saat dihubungi, Mahendrajaya sedang dalam perjalanan pulang ke Malang setelah menerima sertifikat. “Sekarang saya sedang perjalanan pulang ke Malang,” katanya.
Namun informasi bahwa RSUD Kanjuruhan menerima sertfikat akreditasi tingkat paripurna ini sudah ia sampaikan seminggu yang lalu. “RSUD Kanjuruhan menerima sertfikat akreditasi tingkat paripurna dari KARS. Ini berarti RSUD Kanjuruhan — rumah sakit tipe B— dinyatakan layak secara umum, baik dari segi SDM, sarana prasarana (sarpras) maupun dan alat kesehatan,” katanya.
Mahendra menjelaskan, akreditasi paripurna ini diberikan oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). “Jadi, negara membuat suatu komite yang ditunjuk untuk melakukan standarisasi nasional terhadap semua rumah sakit di Indonesia. Kelas tertinggi adalah paripurna (bintang 5), utama (bintang 4), madya (bintang 3), dasar (bintang 2), dan perdana (bintang1),” kata Direktur RSUD Kanjuruhan, drg. Mahendrajaya,M.M,Sp.Kg,, Jumat (29/03/2019) lalu di kantornya.
“Ada satu bintang lagi, yakni bintang 6 yang diberikan kepada rumah sakit yang terakreditasi internasional. Kalau sudah dapat bintang 6, berarti rumah sakit tersebut berkompeten untuk melayani kesehatan secara internasional. Nah, RSUD Kanjuruhan akan menuju ke sana, “imbuhnya.
Apa pertimbangan KARS memberikan akreditasi paripurna bagi RSUD Kanjuruhan? Menurut Mahendrajaya, penilaiannya dari segala hal dalam rangka menjamin PMKP (pelayanan yang bermutu dan keselamatan pasien).
“Ada 16 indikator (kelompok kerja) yang dinilai oleh tim KARS. Hasilnya? RSUD Kanjuruhan sudah memenuhi persyaratan tersebut (akreditasi paripurna). Bahkan, menurut penilaian tim KARS, pada saat kita melakukan assessment —sebelum dinilai kita mengajukan nilai diri sendiri kepada komite itu— nilai RSUD Kanjuruhan di atas 90 semua. Bahkan ada yang di atas 100 dari 16 kelompok kerja (pokja) tersebut,” terang mantan Direktur RSUD Lawang ini.
Contohnya, dalam dokumentasi dan manajemen, nilai yang didapat RSUD Kanjuruhan sempurna (100). “Bagaimana kita mendokumentasikan, bagaimana kita menggerakan organisasi ini, terus direkturnya bisa menjelaskan semuanya terkait dengan rumah sakit atau tidak. Jadi, gampangnya, rumah sakit ini dipimpin oleh orang yang tahu dan mengerti atau tidak terhadap tugas utamanya, yaitu pelayanan bermutu dan keselamatan pasien. Intinya ini,” katanya.
Makanya RSUD Kanjuruhan yang termasuk kategori rumah sakit tipe B ini dinyatakan layak secara umum, baik dari segi SDM, sarana prasarana (sarpras), dan alat kesehatan. Bahkan, menurut Mahendra, khusus untuk alat kesehatan, ada penilaian secara ASPPAK (Aplikasi, Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan). “Dari penilaian ini, RSUD Kanjuruhan terpenuhi 100 %,” tegasnya.
Dengan mendapat akreditasi paripurna ini, banyak keuntungan yang didapat RSUD Kanjuruhan. Di antarnya, bisa mengajukan sebagai rumah sakit pendidikan. Selain itu, ada pengakuan dari masyarakat yang tidak ada nilainya. “Jadi, RSUD Kanjuruhan sangat layak dan kompeten untuk melakukan pengobatan. Bahkan, kalau dikelola sedikit lagi, bisa tembus menjadi rumah sakit internasional,” tandasnya.
Padahal, mantan Direktur RSUD Lawang ini baru sekitar enam bulan menjabat Direktur RSUD Kanjuruhan, Kepanjen. Menurutnya, prestasi ini diraih berkat kerjasama semua elemen di RSUD Kanjuruhan.
“Saya angkat jempol buat semua rekan-rekan di sini. Dan saya terharu dengan teman-teman dokter. Semuanya mau turun, tak ada yang pulang pada saat disurvey oleh KARS selama lima hari. Ada 56 dokter/dokter spesialis, semuanya hadir pada saat survey. Kekompkan semua jajaran rumah sakit ini ternyata menjadi catatan khusus dan mendapat pujian dari tim KARS. Menurut ketua tim, dia belum pernah mengaudit rumah sakit yang sekompak ini. Waktu ditanya apa rahasianya sehingga bisa kompak, saya jawab tidak tahu,” ujar dokter yang sudah mengabdi di RSUD Kanjuruhan kurang lebih 17 tahun ini. (diy/mat)