4 Oktober 2024

`

Dewan Berharap Pemkab Malang Garap Wisata Situs Sejarah

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Mempunyai sejarah yang tinggi, Kabupaten Malang banyak mempunyai situs peninggalan dari masa lalu, sayangnya hal ini belum bisa dimanfaatkan secara maksimal sebagai obyek wisata, hal ini disayangkan oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Malang, Hari Sasongko, Minggu (2/12/2018).

 

Ketua DPRD Kabupaten Malang, Hari Sasongko.

MENURUT Hari jika menilik pada masa lalu, kebesaran sejarah Malang bisa dilihat dari munculnya kerajaan Singhasari, bahkan lebih tua dari kerajaan Mataram Islam di Jawa Tengah. “Sejarah kerajaan di Malang ini jika dilihat dari masanya, jauh lebih dahulu dari Mataram Islam,”terang Hari.

Bahkan upaya mempersatukan nusantara sudah dilakukan pada jaman Raja Kertanegara yang memerintah Singhasari pada tahun 1275 – 1286. “Upaya itu disebut ekspedisi Pamalayu,”kata Ketua DPRD Kabupaten Malang.

Sebagai daerah yang dahulunya melahirkan kerajaan besar, tidak heran banyak peninggalan situs budaya dari masa silam tersebar di Kabupaten Malang. Tercatat tidak kurang dari 9 bangunan candi dimiliki Kabupaten Malang seperti Candi Singosari dan Sumberawan di Kecamatan Singosari, Candi Kidal dan Jago di Tumpang, Candi Badut di Dau, Candi Jawar Ombo di Ampelgading, Candi Telih di Karangploso, Candi Bocok di Kasembon, dan Candi Ngabab di Pujon.

Memang tidak semua candi itu kondisi fisiknya utuh, namun banyak dari bangunan warisan budaya kerajaan itu yang bangunanya masih baik. “Itu semua adalah kekayaan budaya kita, menunjukan bahwa peradaban masa lalu kita sudah tinggi, sayang jika tidak kita manfaatkan secara maksimal,” ungkap Hari.

Lebih jauh, sebagai Ketua Dewan, Hari berharap agar situs arkeologi seperti candi, bisa dijadikan obyek wisata yang digarap dengan maksimal. “Kita selama ini fokus pada daerah selatan untuk pengembangan pariwisata, padahal itu bukan milik kita lahannya. Sedangkan yang benar-benar milik kita, seperti candi-candi itu belum tergarap secara maksimal, jika bisa dikemas tentu akan bisa menjadi obyek wisata alternatif, jadi di Kabupaten Malang akan semakin banyak pilihan wisatanya,”bebernya.

Dengan memanfaatkan candi sebagai komoditas wisata, menurut Hari banyak hal yang bisa diperoleh, misalnya bisa menjadi wisata edukatif tentang sejarah masa lalu, maupun keuntungan dari sisi yang lain. “Misalnya digelar sendra tari atau wayang orang yang menceritakan tentang Kerajaan Singhasari di Candi Singosari, tentu akan menarik, masyarakat pun akan lebih mudah memahami sejarahnya, karena jika digelar di tempat asalnya, nuasanya jelas beda,”jelas politisi PDIP.

Lebih jauh, sebagai budayawan, tanpa bermaksud mengurangi nilai kesakralan sebuah situs, Hari menginginkan ada terobosan seperti pementasan atau pagelaran seni yang bisa dilakukan di sebuah candi, yang nantinya diharapkan bisa menjadi agenda wisata. “Dengan melibatkan para pengiat budaya dan seniman, sebenarnya kita bisa melakukan perfomance atau pertunjukan yang back groundnya candi, jika di Penataran bisa digunakan sebagai pangung musik jazz saya rasa di Malang juga bisa,”tandasnya. (diy)