17 April 2025

`

Danone Ajak Masyarakat Cegah Malnutrisi Anak PJB

2 min read
Indah Trin Novita perwakilan dari Danon dan para pemateri memberikan gambaran resiko dan solusi anak PJB.

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Kasus penyakit jantung bawaan (PJB) pada anak-anak, dapat mempersulit pemenuhan nutrisi yang diperlukan. Apabila tidak ditangani dengan tepat, dapat berujung  kekurangan nutrisi.

 

AFIF Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia mengatakan, anak-anak harus  dipenuhi kecukupan gizinya. Bisa ditempuh melalui makanan dalam keadaan kesehatan apa pun.

“Karena asupan nutrisi melalui makanan akan membantu tumbuh kembang dan daya tahan-tubuh mereka,” terang Afif saat bicara gizi di hari Jantung nasional, pencegahan malnutrisi anak dengan PJB, di Hotel Savana, Malang, Sabtu (19/10/2019).

Ia menambahkan, di Hari Jantung Nasional, Nutricia-Sarihusada, bagian dari Danone Specialized Nutrition, mengajak masyarakat mengenal tanda-tanda serta kebutuhan nutrisi pada anak PJB.

“Beberapa indikasi PJB, bisa berupa nafas pendek atau nafas cepat, susah makan, keringat berlebihan saat makan, sianosis (kulit, bibir dan kuku berwama kebiruan). Lebih dari 34 jenis PJB telah teridentifikasi dan kebanyakan menghambat aliran darah pada jantung dan pembuluh darah,” ungkap Dr. Dyahris Koentartiwi, SpA(K), pemateri dalam acara itu.

Karena itu, masih kata Dr. Dyahris Koentartiwi, SpA(K), anak-anak harus tetap dipenuhi kecukupan gizinya melalui makanan dalam keadaan kesehatan apa pun. Karena asupan nutrisi melalui makanan, membantu tumbuh kembang dan daya tahan tubuh.

Menurut dokter ahli jantung ini, PJB diderita anak, bisa terjadi karena kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung. Itu diakibatkan adanya gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin.

“Di Indonesia, angka kejadian PJB diperkirakan mencapai 43.200 kasus dari 4,8 juta kelahiran hidup. Sekitar 7 – 8 di antara 1000 kelahiran. Bila tidak terdeteksi secara dini dan tidak ditangani dengan baik, resiko pasien tidak terselamatkan mencapai 50% di bulan pertama kehidupan,” lanjutnya.

Sementara itu, konsultan utrisi dan penyakit metabolik anak, Dr. Anik Puryanti, SpA(K) menerangkan, anak menderita PJB memerlukan asupan nutrisi intensif dan berkalori tinggi. “Anak dengan penyakit jantung bawaan memerlukan asupan nutrisi yang intensif dan makanan tinggi kalori. Bisa dengan pemantauan diagnosis status gizi dan masalah nutrisi. Dengan begitu, diharapkan dapat terhindar dari kondisi serius,  seperti malnutrisi dan stunting,” katanya. (ide)