MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Jutaan mahasiswa Indonesia mulai kuliah tatap muka (offline). Ini berkat turunnya kasus COVID-19, sehingga pemerintah melonggarkan berbagai aturan pembatasan kegiatan masyarakat, termasuk soal pendidikan.

PROF. Ainun Naim, Ketua Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama, akhir pekan kemarin menjelaskan, fenomena ini sebagai berkah yang patut disyukuri. “Jumlah mahasiswa aktif di Indonesia, menurut data BPS, ada 8,96 juta. Setelah dua tahun dipisahkan oleh pandemi, kini mereka kembali dipertemukan di kampus dan di bulan Ramadhan,” katanya.
Menurut Prof. Ainun Na’im, hal ini kabar gembira sekaligus tantangan tersendiri karena masih berada di tengah pandemi. “Saya berpesan agar aktivitas di kampus tetap harus mengikuti protokol kesehatan dan berbagai pedoman yang diberikan oleh Satgas dan pemerintah. Seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan sebagainya,” pesannya.
Selain itu, cara makan dan minum juga perlu diperhatikan. Termasuk melindungi diri jika bersin, batuk, dan berbicara. Karena di samping sebagai protokol kesehatan, bagi umat muslim, hal-hal tersebut merupakan adab yang perlu dijaga. “Tujuannya agar aman dan meningkatkan keberkahan,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi 2011 – 2021 ini menuturkan, kesempatan Ramadhan jangan sampai terlewatkan tanpa kegiatan positif. Misalnya, kuliah, mengaji Al Qur’an, saling berbagi pengetahuan, menyelenggarakan kegiatan berbasis komunitas, hingga membantu masyarakat sekitar.
Kegiatan positif ini perlu diatur waktunya secara bijak dalam rangka menjaga produktivitas selama bulan puasa. Jangan sampai mahasiswa justru lemas saat jam kuliah karena larut dalam kegembiraan Ramadhan.
“Saya bukan ahli nutrisi juga bukan ahli kesehatan. Tapi kita bisa jaga energi untuk dapat produktif sepanjang hari dengan menjaga asupan makan yang masuk ke tubuh saat buka puasa dan sahur. Selain itu, atur pencahayaan di kampus, ruang kamar, maupun gadget teman-teman mahasiswa. Tidak terlalu terang namun juga tidak terlalu gelap. Pola makan dan pencahayaan yang seimbang ini bisa mendukung mood sekaligus energi kita dalam berpuasa, “ pungkas Ainun. (div/mat)