Ciptakan Komputer Untuk Difabel
2 min readInternational Labour Organization (ILO) —-oranisasi perburuhan yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa—- belum lama ini melansir, sekitar 15% penduduk dunia adalah difabel. Sekitar 785 juta jiwa di antaranya berada pada usia produktif, namun mayoritas tidak bekerja. Hal tersebut menyebabkan difabel lebih rentan akan kemiskinan.
Melihat kondisi yang sangat mempriha-tinkan itu, lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) dengan bimbingan Gembong Edhi Setyawan S.T, M.T, berinovasi, membuat sistem komputer untuk difabel (tidak mempunyai tangan). Namanya, Sistem Perangkat Komputer untuk Difabel (Sipafa), dengan mengimplementasikan sensor gyroscope.
Tim pembuat terdiri atas empat mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Harry Mulya (Teknik Komputer/2013), Ihsannurahim (Teknik Komputer/ 2013), Novia Ulfa Nuraini (Teknik Komputer/2013), Moch Wahyu Imam Santosa (Informatika 2014) dan satu mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Ragilda Rachma (Pendidikan Dokter 2014).
Dijelaskan Moch Wahyu, Sipafa terdiri tiga bagian, yaitu alat dipasang di kepala dan di badan pengguna serta sejenis pedal untuk dioperasikan dengan kaki.
Yang di kepala dilengkapi layar untuk aktifitas layaknya layar komputer biasa. Selain itu, ditanamkan sensor gyroscope yang merekam pergerakan kepala, sehingga dipahami sebagai perintah menggerakkan kursor. Berat alat tidak lebih dari 700 gram.
“Pada bagian kepala, sensor gyroscope berfungsi membaca pergerakan sumbu X, Y, Z atau Yaw, Pitch, Roll. Sipafa hanya membutuhkan pergerakan sumbu X dan Y saja. Hasilnya ditransmisikan melalui wireless ke processing yang menggerakan kursor seperti fungsi mouse,” jelas Moch Wahyu, kemarin.
Di bagian badan berisi Rasberry Pi (mini PC) serta baterai yang dapat diisi ulang. Ini berfungsi memproses per-gerakan yang terjadi di alat di kepala. Batterai yang digunakan lithium polymer 3 cell, dengan kapasitas 2200mAh mampu hingga tiga jam. Di bagian akhir adalah alat yang dioperasikan dengan kaki yang berfungsi pengganti klik kanan / kiri. Semua bagian dihubungkan dengan wireless, sehingga menambah kenyamanan. Karya mahasiswa ini dalam pengembangannya mendapat dukungan dana Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (DIKTI) melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2015, yang pendanaannya turun 2016.
Sipafa pernah mendapatkan juara 3 kompetisi UNY – National Innovation Technology (Unitech) 2016 di Yogyakarta pada tanggal 13 14 Mei 2015 lalu. Saat ini dalam pengurusan ijin kerjasama untuk dimanfaatkan penyandang difabel yang tergabung dalam Pusat Studi dan Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya (PSLD UB).*