16 Januari 2025

`

Cendekiawan UMM, Serukan Persatuan Bangsa

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Jelang pengumuman pemenang pilihan presiden, Rabu, (22/05/2019), suhu politik semakin memanas. al itu membuat sejumlah akademisi muda Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam Cendekiawan Muda Muhammadiyah UMM (CMM UMM) prihatin. Untuk itu mereka menggelar aksi Seruan Kebangsaan, di depan UMM Dome, Senin (20/05/2019).

 

Pradana Boy bersama cendekiawan muda UMM menyerukan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa.

 

JURU BICARA CMM UMM, Pradana Boy menyatakan, sebagai cendekiawan muda, pihaknya merasa prihatin atas gejala politik saat ini. Ia mengutip pernyataan Presiden Soekarno, bahwa persatuan adalah sesuatu yang amat mahal dan terlalu mahal untuk dikorbankan.

“Jika sekali saja persatuan dikorbankan, maka pemulihannya akan sangat lama. Bisa ratusan tahun atau justru tidak bisa dipulihkan,” tutur Boy Pradana.

Ia menyayangkan, saat ini kebenaran faktual tidak lagi merupakan kebenaran sejati. Sebaliknya, telah digantikan dengan pembenaran atas opini, propaganda, pandangan, analisis, atau berita bohong.

“Tingkat kepercayaan kepada “yang dianggap benar”, dan bukan kepada “kebenaran faktual” menjadikan wibawa lembaga-lembaga negara yang berkompeten dalam memproduksi informasi pada bidang tertentu, menurun. Ini sangat memprihatinkan,” lanjutnya.

Bahkan, kini muncul kecenderungan bahwa lembaga-lembaga negara tak lagi dihormati. Sebab dianggap sebagai bagian dari konspirasi jahat menghancurkan bangsa.

Sebagai bangsa yang berpijak kepada agama, tokoh-tokoh agama diharapkan memainkan peran dalam meminimalisir konflik, ketegangan yang melanda bangsa ini.

“Sayangnya, tidak sedikit tokoh agama yang menjadi bagian pusaran konflik. Alih-alih menjadi kekuatan perekat, justru sering mengajak masyarakat menyelesaikan masalah dengan cara-cara yang tidak agamis,” imbuhnya.

Menurut Boy, kegiatan seruan kebangsaan ini memberikan beberapa pernyataan penting untuk mengingatkan publik. Di antaranya, menghormati setiap proses demokrasi, memandangnya sebagai mekanisme rutin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan tidak menjadikannya sebagai pemicu fragmentasi dan konflik antar anak bangsa.

Pihaknya mengajak para tokoh dan pemimpin agama menjadi perekat umat, penyejuk situasi dan peredam ketegangan. Mendukung pemerintahan yang sah  untuk bersikap tegas dan kuat dalam menghadapi setiap upaya memecah belah bangsa.  (ide)