Cegah Ledakan Penduduk, BKKBN Galakan Layanan KB di New Normal
2 min readSURABAYA, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur berupaya melakukan pencegahan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) kepada masyarakat serta meningkatkan dan memajukan kesehatan perempuan Indonesia dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
KEPALA BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, Sp, OG(K) dalam Webinar Urgensi Pelayanan KB Pada Masa Normal melalui platform Zoom, mengatakan, upaya ini sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia tahun 2030.
“Pencegahan terhadap COVID-19 juga sangat penting untuk melindungi masyarakat terhadap akses dan layanan KB. Dengan begitu pelayanan KB di masa New Normal harus segera digalakkan untuk mengantisipasi ledakan penduduk,” terang Hasto Wardoyo, Rabu (10/06/2020) di Surabaya.
Ditambahkan Hasto, memperhatikan kondisi bidan dalam pelayanan juga merupakan faktor yang sangat penting. Bidan menjadi garda terdepan bersama Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB) untuk melakukan pelayanan KB.
“Pada masa New Normal bidan harus siap menyediakan masker, hand sanitizer, APD, sarung tangan, dan memperhatikan protokol kesehatan,” ujar Hasto.
Dikatakan Hasto, bidan mempunyai peran yang paling besar dan luar biasa untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan stunting. “BKKBN dengan bidan bermitra sangat dekat. Artinya, bidan bukan segalanya, tetapi tanpa bidan BKKBN itu bukan apa-apa,” kata Hasto.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr. Emi Nurjasmi, MKes, menyampaikan, bidan sebagai jembatan kesehatan ibu hamil, di masa New Normal harus membuat papan pengumuman tentang protokol kesehatan.
“Para ibu seharusnya berkomunikasi terlebih dahulu jika ingin melakukan pelayanan KB agar bisa dipersiapkan, memberikan standar pelayanan standar klinis. Jika mungkin sebelumnya untuk melakukan konsultasi secara online dahulu,” jelas Emi Nurjasmi.
Menurutnya, ketakutan orang untuk mendatangi fasilitas kesehatan (faskes) memang merupakan suatu realita. Banyak faskes yang tidak beroperasi, mengurangi jam tugas atau mengurangi jam operasionalnya. Tetapi, pelayanan harus tetap dilakukan berdasarkan gotong royong dan tidak ego sektoral, sehingga bersama-sama bisa menempatkan diri di tempat yang rendah dan bertahan di saat sulit.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dr. Dwi Listyawardani, menambahkan, di masa pandemi dan menuju New Normal, PLKB tetap melakukan koordinasi dengan bidan. “COVID-19 memang harus putus mata rantainya, namun pelayanan kontrasepsi tidak boleh putus. New Normal yang kita lakukan akan menjadi normal yang baru dan kebiasaan yang baru. Karena itu perlu dilakukan kerjasama semua pihak, baik pemerintah, pihak swasta, maupun masyarakat,” terang Dwi. (ang/mat)