19 Mei 2025

`

Bupati Tutup KPN 2018, Kwarnas Puji Warga Lebakhardjo

3 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Bupati Malang, Dr. H. Rendra Kresna secara resmi menutup kegiatan Karang Pamitran Nasional (KPN) tahun 2018 di Desa Lebakhardjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Sabtu (18/8) malam. Hadir Waka Kwarnas sekaligus Presiden KPN tahun 2018, Prof. Dr. Suyatno, M.Pd, Kakwarcab Kabupaten Malang, Hj. Jajuk Rendra Kresna serta para Kwarda dan Kwarcab se Indonesia.

 

 

PAK RENDRA, sapaan akrab Bupati Malang dalam sambutannya mengaku, atas nama sebagai Kamabicab, Bupati Malang dan sekaligus mewakili masyarakat Kabupaten Malang berterima kasih kepada Kwarnas yang memilih Lebakharjo sebagai tuan rumah dan tempat pelaksanaan KPN tahun 2018. Ia menyebut, Lebakhardjo kerap sekali menjadi tempat pelaksanaan kegiatan kepramukaan baik tingkat daerah, provinsi hingga internasional. Hingga kemudian, Kwarnas menyatakan Lebakhardjo sebagai Desa Pramuka.

”Tentunya tidak hanya statusnya yang kita kejar namun seluruh kegiatannya dalam event kepramukaan yang berlangsung di Lebakhardjo ini menjadikan seluruh warga desa menerapkan sifat dan sikap kepramukaan yang kemudian semoga mampu menginspirasi bagi lainnya secara nasional,” terangnya.

Bupati mengatakan, dari kegiatan KPN yang dimulai pada 14 Agustus lalu, berbagai hal lahir dan ditumbuhkan kembangkan untuk kemudian dibawah ke daerah-daerah masing-masing. Dikatakannya, Presiden Indonesia, Joko Widodo selalu mengingatkan maka seluruh rakyat Indonesia tidak lepas integritas, etos kerja dan gotong-royong. Pada dasarnya tiga hal ini sudah menjadi jiwa Pramuka yang sudah menjadi komitmen anggota.

“Terima kasih Kwarnas, serta para peserta dari wilayah seluruh Indonesia sudah hadir dan mengenal Desa Lebakhardjo. Atas ridho dan berucap syukur kepada Allah SWT, pelaksanaan KPN tahun 2018 di Desa Lebakhardjo saya nyatakan resmi ditutup,” tambah Pak Rendra.

Terpisah, Suyatno yang juga menjabat Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Indonesia mengaku, para panitia dan 4120 peseta dari 417 kwarcab dan 30 kwarda se Indonesia merasa haru dan menitikkan air mata karena harus meninggalkan Lebakhardjo. Ia menyebut, selama seminggu ini saling berkomunikasi, berbagi rasa dalam satu rumah yang berasal dari kwartir cabang dan daerah se Indonesia. Mereka melakukan penyesuaian karena berbeda gaya, berbudaya dan norma sehari-hari di daerahnya masing-masing. Ternyata sampai hari ini mereka mampu bersatu padu dan menyatu jadi seolah-olah lupa berasal dari wilayah yang berbeda.

”Bahkan saya melihat, para penduduk dan peserta saling menitikkan air mata ketika akan berpisah karena peserta bakal meninggalkan Lebakharjo. Luar biasa. Mana warga dan saudaraku dari Lebakharjo? Saudaraku semua. Ketika peserta hanya guyon besok enaknya masak pepes ikan, besoknya pemilik rumah sudah menyiapkan pepes ikan. Kemudian peserta diajak bersama-sama menangkap dan memotong ayam. Bahkan di kelompok Bhineka di tanggal 17 Agustus, mereka bersama menyembelih kambing bersama-sama untuk membuat kambing guling,” akunya.

Suyatno mengatakan, rasa suka gembira mengikuti kegiatan KPN karena telah melalui rangkaian kegiatan secara bersama. Peserta saling bertukar pikiran dan pengayaan pengalaman. Datang membawa satu permainan, pulang membawa ratusan permainan. Tak ketinggalan, mereka saling mengeskplorasi kampung dan menjelajah bukit hingga ke Pantai Licin dengan berjalan sejauh selama 4,5 jam sudah dilalui meskipun pulangnya semuanya naik ojek. ”Mengapa semuanya ngojek? Karena di pantai sudah ada ojek. Mengapa di pantai ada ojek? Ternyata luar biasa Pemkab Malang membangun jalan cor dari Lebaksari sampai Pantai Licin. Saat kami survey, masuk ke Pantai Licin jalannya masih berbatuan besar dan tidak bisa menaiki motor kini sudah jalannya sudah dibangun cor. Sekarang naik motor bisa langsung menuju hingga bibir pasir pantai,” terangnya.

Dikatakannya, Kwarnas sempat mendapati berita hoax terkait pelaksanaan KPN yang diinformasikan ada peserta KPN pulang setelah pembukaan KPN pada 14 Agustus lalu. Diakuinya, panitia mengecek kebenaranya, ternyata mereka yang pulang itu adalah peserta study banding dari wilayah lain ke Surabaya dan Malang yang datang di acara pembukaan KPN, mereka meninggalkan Lebakharjo. Selain itu, dikabarkan peserta meninggal dunia namun yang benar penduduk setempat yang usianya berusia senja meninggal dunia.

”Kita masih perlu banyak belajar dalam mengemas berita minimal 5W + 1H dan konfirmasi serta Behind to Side melalui dua sisi berbeda. Selama pelaksanaan KPN tidak terjadi apa-apa, lancar dan pesertanya sehat semua. Keamanan berjalan baik, tidak ada hal yang mengganggu. Kesehatan peserta juga sangat baik meski pesertanya sudah tua. Kemarin ada peserta dari Gorontalo disampaikan dompetnya hilang, dicari kemana-mana tidak ada. Kemudian ada penduduk mengembalikan dompet yang hilang itu, dan seluruh isinya masih utuh. Luar biasa penduduk Lebakharjo, semoga kesantunan selalu terjaga. Atas nama segenap panitia menyampaikan Kwarda dan Kwartir Cabang se Indonesia serta seluruh pihak yang membantu dan mendukung kegiatan KPN,” pungkas Suyatno. (mat)