BPBD Kabupaten Malang Raih Penghargaan Nasional
2 min readBencana alam bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Namun sejumlah daerah, punya potensi yang bereda. Dan, Kabupaten Malang, Jawa Timur adalah salah satu daerah di Indonesia yang punya potensi terjadi bencana alam.
Ini tentu menjadi catatan tersendiri bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang. Untuk mengantisipasinya, berbagai cara pun dilakukan supaya dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar.
Terbukti, setiap kali terjadi bencana alam, baik tanah longsor, banjir hingga gunung meletus, BPBD Kabupaten Malang selalu siap siaga. Tim yang disiapkan pun bergerak cepat membantu para korban. Salah satu buktinya saat terjadi letusan gunung Kelud, dua tahun lalu.
Hasil dari semua itu adalah diraihannya penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “Selain BPBD Kabupaten Malang, ada dua daerah lain yang juga mendapat penghargaan serupa, yakni Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bandung,” kata Kepala BPBD Kabupaten Malang, Hafi Lutfi, belum lama ini.
Dia menambahkan, penghargaan itu dinilai dari kinerja dalam penanganan bencana alam yang ada di tiap daerah masing – masing. “Ini merupakan penghargaan yang berada di wilayah III, yakni Jawa- Bali. Dalam hal ini, kami mendapat posisi nomor 2 setelah Kabupaten Sleman,” ungkap Lutfi.
Ia menjelaskan, Kabupaten Malang merupakan daerah yang rawan terhadap berbagai macam bencana alam. Karena itu, Lutfi sering menyebut wilayahnya sebagai laboratorium bencana. Mulai dari banjir, longsor, puting beliung, hingga gunung meletus.
“Maka dari itu BPBD Kabupaten Malang juga menjadi perhatian bagaimana kita menangani semua bencana alam itu. Kemarin penghargaan ini langsung saya terima di Jakarta dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Artinya, memang kinerja kita selama ini diperhatikan, untuk itu kita tidak boleh main-main dalam hal penanganan bencana,” imbuhnya.
Lutfi berharap penghargaan itu tidak membuatnya berhenti bekerja. Bahkan sebaliknya, apresiasi positif dari pemerintah pusat harus dijadikan cambuk agar kita lebih bersemangat dalam melakukan tugas.
“Kalau sarana prasarana masih ada yang kurang, namun itu tidak menjadikan kendala bagi kita,” katanya. *