8 Oktober 2024

`

Banyak Anak Gagal Ginjal, Masyarakat Dihimbau Hindari Obat Cair

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Malang Raya, menghimbau masyarakat untuk menghindari menggunakan obat dalam bentuk cair atau sirup sambil menunggu pengumuman lebih lanjut dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

 

Sejumlah dokter spesialis RSSA Malang, Jawa Timur, menggelar jumpa pers terkait merebaknya penyakit Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal Pada Anak)

 

 

HIMBAUAN ini disampaikan pengurus IDAI Malang Raya seiring merebaknya penyakit GGAPA (Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal Pada Anak). Karena, selama rentang waktu tiga bulan, mulai Agustus hingga Oktober 2022, terdapat pasien rujukan dari berbagai daerah di Jawa Timur yang ditangani  RSSA.  Yang  terbanyak dari Blitar,  dengan presentasi 44 persen,  dan berjenis kelamin laki- laki

dr. Harjoedi Adji Tjahjono,Sp.A(K) ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Malang Raya.

“Sesuai yang disampaikan Ketua IDAI Pusat, masyarakat dihimbau  untuk menghindari menggunakan obat dalam bentuk cair atau sirup sambil menunggu pengumuman lebih lanjut dari Kemenkes dan BPOM. Untuk dokter spesialis anak, agar tidak memberikan resep obat cair dan sirup,”  kata dr. Harjoedi Adji Tjahjono, Sp.A(K), Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Malang Raya, Kamis (20/10/2022) siang di RSSA Malang.

Harjoedi Adji Tjahjono menambahkan, masyarakat bisa memeriksakan anaknya ke dokter atau faskes jika ada gejala awal. Seperti,  diare, mual, muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk, serta jumlah air seni (air kecil) semakin sedikit,  bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali.

Dokter spensialis anak RSSA Malang, dr. Krisni Soebandijah,Sp.A(K), menjelaskan, Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal saat ini masih di tahap investigasi. Selama rentang waktu tiga bulan, mulai Agustus hingga Oktober 2022, terdapat pasien rujukan dari berbagai daerah di Jawa Timur yang ditangani  RSSA.

“Yang  terbanyak pasien dari Blitar,  dengan presentase 44 persen dan berjenis kelamin laki-laki. Gejala awalnya,  diare, mual, muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk, serta jumlah air seni (air kecil) semakin sedikit,  bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali,” katanya di hadapan sejumlah wartawan, Kamis (20/10/2022) siang. (div/mat)