Awas! Pegunungan Arjuno-Anjasmoro Rentan Longsor
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Kawasan pegunungan Arjuno-Anjasmoro di Jawa Timur rentan mengalami bencana tanah longsor akibat penurunan tanah yang signifikan. Fenomena ini dipicu oleh curah hujan yang tinggi selama beberapa minggu terakhir, memicu pergeseran tanah yang tidak stabil di daerah tersebut.
TANAH longsor di beberapa titik di lereng gunung tersebut, mengakibatkan tertutupnya akses jalan dan kerusakan lahan pertanian milik warga setempat. Beberapa desa, seperti Desa Sumberbrantas dan Desa Sumbergondo, terkena dampak paling parah. Puluhan keluarga dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Peneliti geologi Universitas Brawijaya (UB), Dr. Adi Santoso, mengungkapkan, kondisi tanah di kawasan ini memang rentan longsor, terutama saat intensitas hujan melebihi kapasitas penyerapan tanah. Penurunan tanah disebabkan oleh erosi tanah yang berkepanjangan, diperburuk oleh deforestasi, dan minimnya vegetasi penahan air.
Dosen UB lainnya, Bambang Semedi, Ph.D, mengungkapkan, dalam penelitiannya terkait pemetaan potensi daerah rawan longsor menggunakan citra SAR Sentinel-1 dengan metode Time Series Interferometric Synthetic Aperture Radar (TS In-SAR), bahwa kawasan Gunung Arjuno – Anjasmoro terindikasi penurunan tanah yang cukup tinggi dengan kecepatan penurunan tanah tertinggi mencapai 80 mm/tahun.
“Penurunan tanah di kawasan ini tersebar mulai dari Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu. Dominasi penurunan tanah banyak terjadi di Kota Batu, sehingga wilayah ini rentan terhadap bencana longsor,” kata Bambang Semedi, belum lama ini.
Hingga saat ini pemerintah masih berupaya melakukan solusi terbaik untuk menjaga ekosistem yang ada. Warga diminta untuk tetap waspada terhadap kemungkinan longsor, mengingat musim penghujan yang diprediksi masih berlangsung hingga beberapa bulan ke depan. Pemerintah daerah mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati zona rawan longsor serta terus memantau informasi terkini dari pihak berwenang. (div/mat)