Atasi Kelangkaan, Pemerintah Tambah 114.000 Tabung LPG/Hari
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Kelangkaan LPG (liquefied petroleum gas) 3 Kg sejak dua pekan lalu di Kabupaten Malang, Jawa Timur, mendapat perhatian seriius pemerintah. Sebab, kelangkaan ini membuat masyarakat resah karena LPG 3 Kg menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
UNTUK mengatasi kelangkaan ini, Pemerintah Kabupaten Malang berkoordinasi dengan Pertamina dan Hiswana Migas, dipimpin Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, di ruang kerjanya, Jumat (28/07/2023) siang.
“Di Kabupaten Malang sendiri, berdasarkan data Bagian Sumberdaya Alam Setda, terjadi penurunan jatah LPG. Pada tahun 2022 sebanyak 104.176 matrik ton. Pada tahun 2023 turun menjadi 99.241 matrik ton, dengan kuota 106.000 tabung/per hari,” jelas wakil bupati.
Untuk mengantisipasi kelangkaan, sejak 27 Juli 2023 lalu, diberikan extra dropping menjadi 114.000 tabung/hari, menyebar di 1.618 pangkalan LPG. “Pengurangan ini memang menimbulkan problematika yang bersifat parsial. Jadi, perlu ada perencanaan yang matang dan pengaturan,” jelasnya.
Salah satu caranya, dilakukan pengklasteran di wilayah-wilayah atau pembagian regional seperti yang disampaikan Pertamina. “Selain itu harus mematuhi indikator sasaran distribusi LPG bersubsidi itu sendiri. Terhadap kebijakan pengurangan tersebut, kita yang di daerah juga harus dapat merubah perilaku. Proses pengurangan dan perubahan perilaku ini harus seiring,” terangnya.
Untuk mengantisipasi terjadi kelangkaan, masih kata mantan Ketua DPRD Kabupaten Malang ini, harus dapat berupaya. Misalnya, menggunakan cadangan yang ada, namun ini tidak serta merta dapat dilakukan. “Ada beberapa proses yang perlu kita lakukan dan persiapkan dengan matang agar kelangkaan ini tidak sampai menganggu proses perekonomian masyarakat, khususnya kepada pelaku UMKM dan masyarakat yang tidak mampu,” katanya.
SAM Retail Pertamina Malang, Sindhu Priyo Windoko, menjelaskan, persediaan LPG dapat dikatakan masih aman. “Hanya saja ada beberapa faktor yang menyebabkan di beberapa wilayah sempat terjadi kelangkaan. Di antaranya karena keterlambatan distribusi dan tingginya permintaan yang bersamaan dengan banyaknya orang menggelar kegiatan dan hajatan yang bersamaan,” katanya. (bri/mat)