23 Juni 2025

`

Agar Tak Terpapar Zat Berbahaya, Mahasiswa UMM Ajak Warga Gampingan Olah Limbah

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Prihatin dengan tumpukan sampah kertas yang terus menggunung, sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, berdayakan warga Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang untuk mendaur ulang sampah. Kegiatan ini dilangsungkan sejak Mei 2021.

 

Mahasiswa UMM memberikan bantuan alat pengering sampah kepada warga Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

 

ELMA, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam kegiaan ini, menuturkan, tumpukan sampah kertas yang dibiarkan terus- menerus akan  berakibat buruk bagi kesehatan warga. Hal ini disebabkan oleh berbagai zat berbahaya yang terkandung dalam sampah kertas-kertas tersebut.

Warga Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, berdiri di antara tumpukan sampah yang sudah dikeringkan.

“Tumpukan sampah kertas hasil limbah pabrik dibiarkan menggunung di desa ini. Hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan warga karena sampah kertas mengandung zat-zat berbahaya,  seperti kadium (Cd) serta beberapa logam berat jenis Hg dan Cu. Jika seseorang terus-menerus menghirup zat-zat tersebut, lama-kelamaan ia akan mengalami gangguan pernafasan,” kata Elma, Kamis (22/07/2021) siang.

Mahasiswa prodi Ilmu Keperawatan UMM ini menambahkan, untuk mengurangi dampak limbah pabrik terhadap kesehatan masyarakat, mereka merancang beberapa program. Pertama, mengedukasi warga terhadap bahaya penumpukan sampah. Edukasi ini dilaksanakan melalui sosialisasi secara luring kepada para warga sekitar. “Selain itu kami juga menanam beberapa tanaman lidah mertua untuk mengurangi polusi yang diakibatkan  sampah kertas,” ungkap Elma.

Tumpukan sampah kertas dikeringkan di sekitar rumah warga Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Pada program yang terakhir,  para mahasiswa  yang terdiri dari Elma, Yazid Abdullah,  dan Ade Noval Triawan, serta Wahyudiansyah Pawallo dari Prodi Teknik Mesin.menggalakan masyarakat untuk menjual kembali limbah sampah kertas ke pabrik-pabrik pembuat kertas. Selain mengurangi limbah, dengan menjual limbah sampah,  akan menambah pendapatan warga. “Proses penjualan limbah sampah ini tergolong sederhana yaitu dengan cara mengeringkan sampah-sampah kertas yang telah basah lalu menjualnya,” ujarnya.

Agar masyarakat tidak terpapar zat berbahaya selama proses pengeringan, para, mahasiswa memberikan bantuan alat pengering sampah. “Dalam sekali proses, alat ini mampu mengeringkan sebanyak sepuluh kilogram sampah kertas basah. Alat ini dirancang secara mandiri oleh tim kami,” ungkap mahasiswa asal Kalimantan Barat ini.

Program ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian Masyarakat (PM). Menariknya, PKM tersebut juga telah lolos  tahap pendanaan Kemenristek Dikti pada Mei lalu. (div/mat)