90% Makanan Warga Singapura Diimpor
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Singapura adalah negara kecil. Sekitar 90 % makanannya diimpor. Negeri ini hanya menghasilkan telur dan sedikit sayuran. Tapi Singapura maju karena integritas. Siapa yang punya kompetensi, itulah yang mendapat jabatan dan berdikari.
HAL INI disampaikan Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga Singapura, Mr. Masagos Zulkifli, di depan ribuan tamu Ministry Talk, di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, Rabu (30/08/2022) siang.
“Singapura adalah negara majemuk dengan berbagai agama dan bangsa. Semua ada di sana. Maka negara harus beri jaminan yang sama pada semua agama. Singapura adalah negara kecil, 90% makanannya diimpor. Singpura hanya menghasilkan telur dan sedikit sayuran. Tapi Singapura maju karena integritas. Siapa yang punya kompetensi, itulah yang mendapat jabatan dan berdikari,” kata Masogos.
“Makanya modal yang kita bangun untuk mewujudkan masyarakat gemilang adalah tiga fondasi. Yaitu kepribadian, kemahiran, dan kewarganegaraan. Untuk membangun kemahiran, di Singapura dibangun banyak sekolah bagus. Sekolah ini gratis bagi orang tidak mampu dan bagi orang Melayu. Keluar sekolah mendapat kemahiran, kemudian bekerja, sehingga tidak ada beban di masyarakat dan negara,” jelasnya.
Masagos menambahkan, di Singapura sifatnya sekuler, tapi bukan berarti anti agama. “Jika ada kebijakan yang diwujudkan, bukan berdasarkan prinsip agama, tapi untuk rakyat dan negara,” Urainya.
Menurutnya, kerukunan yang ada di tengah masyarakat merupakan hasil dari prinsip toleransi dan keadilan yang tinggi. Doktrin akan integritas, meritocrucy, self reliant, serta mengakui kemajemukan suku, ras, dan budaya perlu dikembangkan dan ditumbuhkan. “Semua itu merupakan pegangan yang harus dipahami setiap warga negara, utamanya untuk berinteraksi sosial,” jelasnya.
Ia juga sempat memberikan tips kepada undangan terkait kiat menjadi seorang pemimpin yang baik dan bijak. Salah satunya dengan membaca banyak hal dan buku. Kemudian harus menjadi pribadi yang merakyat dan memiliki tujuan jelas yang ingin dicapai. Menurutnya, pemimpin juga harus bisa menjelaskan dan menjalankan secara rinci strategi apa yang akan dilakukan untuk menggapai tujuan-tujuan yang sudah dicanangkan.
Di awal acara, Rektor UMM , Prof. Dr. Fauzan, MPd, menjelaskan, Masagos ke Indonesia seperti pulang kampung. Sebab kakeknya dari Palembang. “UMM turut aktif berkontribusi dalam berbagai aspek, termasuk SDM. Salah satunya dengan menyiapkan bonus demografi melalui program Center Of Excelence (CoE) berbasis program studi. Terobosan ini berupaya mencetak tenaga-tenaga profesional untuk dunia usaha dunia industry,” katanya. (div/mat)