3 Oktober 2024

`

26 Juta Kendaraan Bermotor Sumbang Polusi Udara di Jakarta

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Akhir-akhir ini kualitas udara di Jakarta menjadi perhatian publik, karena rendahnya kelayakan udara untuk dihirup masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Nasional (BPS) Provinsi DKI Jakarta, jumlah kendaraan bermotor di Jakarta lebih dari 26 juta. Ini yang menjadi salah satu penyumbang polusi udara.

 

Dr. Sukarsono, M.Si

MENURUT Kepala Pusat Studi Lingkungan Dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, Dr. Sukarsono, M.Si, pada prinsipnya, banyak kandungan yang dapat mencemari kualitas udara. Di antaranya, logam berat, karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), ozon (O3), senyawa organik volatil (VOC), dan sulfur dioksida (SO2).

“Salah satu sumber penyumbang polusi udara adalah dari asap kendaraan bermotor yang salah satunya menghasilkan gas karbon monoksida. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Nasional (BPS) Provinsi DKI Jakarta terbaru, jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta lebih dari 26 juta kendaraan, baik mobil penumpang, bus, truk, serta sepeda motor. Dengan jumlah kendaraan bermotor yang banyak di ibu kota Jakarta, sudah jelas itu menjadi salah satu penyumbang polusi udara,” kata Dr. Sukarsono, M.Si,, Jumat (18/08/2023) siang di kampusnya.

Pria yang pernah bekerja sebagai auditor pembuangan limbah industri di Jakarta ini menambahkan, pabrik-pabrik yang dalam proses produksinya menghasilkan gas dari cerobong-cerobong asap juga berpotensi menyumbang polutan. Ditambah dengan kondisi cuaca pada musim kemarau dengan intensitas curah hujan rendah. Hal itu membuat polusi yang ada di udara tetap terkumpul dan bertahan di udara.

“Jakarta kan kota yang padat. Kendaraan dan industri juga banyak. Tentu saja pencemaran udara akan terlihat jelas. Apalagi kalau intensitas hujan rendah, polutan-polutan di udara akan semakin terlihat karena akan tetap bertahan di langit,” tambahnya

Menyikap hal tersebut, Dr. Sukarsono, M.Si, menyarankan, perlu adanya riset yang lebih mendalam terkait dengan kandungan apa yang menjadi dominasi dalam pencemaran udara. Meski begitu, ia juga memberikan beberapa solusi. Salah satunya, melakukan peningkatan standarisasi pembuangan emisi gas buang bagi kendaraan bermotor serta pabrik-pabrik.

“Mencari penyebab kejadian seperti ini jangan hanya mengandalkan pikiran spekulatif saja. Semua harus berdasarkan riset. Mereka yang bicara juga harus dari para ahli sehingga bisa segera mengetahui penyebab utamanya dan bagaimana standarisasi emisi gas buang yang harus lebih diperhatikan,” tegasnya

Di samping itu, langkah sederhana yang dapat dilakukan masyarakat dalam ikut berperan mengurangi polusi udara yaitu dengan mengoptimalkan moda transportasi umum. Bisa juga dengan memilih opsi jalan kaki atau bersepeda. Tidak hanya berkontribusi menekan angka polusi, tapi juga bisa menyehatkan kesehatan tubuh. (div/mat)