
MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Sekitar 1.000 lebih mahasiswa Universitas Wisnuwardhana (Unidha) Malang, Jawa Timur yang sebagian besar dari Nusa Tenggara, tidak bisa pulang ke daerahnya, meski proses perkuliahan “dihentikan” untuk sementara akibat dampak Virus Corona (COVID-19).
REKTOR Universitas Wisnu Wardhana, Prof Suko Wiyono, menjelaskan, para mahasiswa tersebut tidak bisa pulang karena jalurnya ditutup, kiriman dari orang tua tersendat, dan mereka merasa lebih aman tetap tinggal di kosan, serta beberapa permasalahan lainnya. “Beberapa mahasiswa yang tidak pulang itu mayoritas dari Nusa Tenggara,” katanya, Rabu (15/04/2020).
Untuk meringankan beban para mahasiswa yang tak bisa pulang itu, Universitas Wisnuwardhana memberikan bantuan sembako. “Bentuk kepedulian itu diwujudkan dengan memberikan sejumlah sembako, khususnya bagi mahasiswa kita. Karena, setelah didata, cukup banyak mahasiswa yang tidak pulang dan perlu dibantu. Jumlahnya sekitar 1.000 lebih mahasiswa yang tetap tinggal di Malang,” terang Rektor Unidha saat penyerahan sembako kepada mahasiswa, Rabu (15/04/2020) siang.
Suko menambahkan, pihaknya mendahulukan orang-orang yang benar-benar membutuhkan. Teknisnya, bantuan diserahkan secara bergantian. Dilakukan setiap hari, setiap beberapa jam, untuk menghindari kerumunan massa. “Ini sesuai anjuran pemerintah agar jaga jarak,” ujarnya.
Ketua Aptisi Jawa Timur ini menjelaskan, program pemberian bantuan itu dijalankan melalui penerimaan donasi dari berbagai pihak. Seperti dari para dosen, karyawan, termasuk para alumni.
“Peran alumni cukup besar. Mereka tidak hanya dari Malang. Berapa pun bantuannya kami terima, hingga akhirnya terkumpul puluhan juta rupiah. Hasil dari donasi itu disalurkan kepada yang membutuhkan. Kami siapkan sekitar 1.000 paket sembako. Untuk tahap pertama akan dibagikan 250 paket,” pungkasnya.
Melalui penyaluran bantuan ini, Unidha Malang berharap bisa berkontribusi dalam gerakan peduli dan saling membantu masyarakat terdampak COVID-19 serta meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sementara itu, salah satu mahasiswi dari Nusa Tenggara Timur, mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dari kampus. Ia mengaku tidak pulang di masa COVID-19 ini. Selian itu kiriman dari keluarga cenderung berkurang karena tidak bisa bekerja. “Terima kasih atas bantuan ini, karena saya tidak pulang. Sementara kiriman dari rumah tidak seperti sebelum ada wabah Virus Corona,” terangnya. (ide/mat)