25 April 2024

`

Mengentas Kemiskinan, Membangun Infrastruktur

3 min read
Warga miskin yang menerima bantuan.

Bina Desa Putaran Ketiga di Bantur

Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur kembali menggelar Bina Desa putaran ketiga, selama dua hari, mulai Rabu (19/4/2017) hingga Kamis (20/4/2017) siang di Desa/Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang.

Seperti Bina Desa sebelumnya di Poncokusumo dan Pujon, pada putaran ketiga ini, banyak program yang manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat.

Pada hari pertama misalnya, Bupati Malang Dr. H. Rendra Kresna menyerahkan bantuan sembako kepada masyarakat tak mampu dari Dinas Pendidikan. Bantuan diserahkan bersamaan dengan pertemuan dengan 750 guru se Kecamatan Bantur yang tergabung dalam PGRI di salah satu gedung koperasi.

“Selain berbagai kegiatan, pada Bina Desa kali ini, kami juga memberikan 200 paket sembako kepada masyarakat miskin. Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Bupati Malang,” kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar pada kantor Dinas Pendidikan, Selamet Suyono.

Menurut Dr. H. Rendra Kresna, bantuan sembako yang diberikan kepada masyarakat tak mampu, adalah salah satu bentuk mengatasi kemiskinan. “Sebab, angka kemiskinan di Kabupaten Malang masih cukup tinggi, di atas 9 %. Rata-rata, masyarakat miskin ini ada di desa. Karena itu, mereka harus dientaskan dari kemiskinan. Salah satu caranya lewat program Bina Desa,” katanya.

Dia menambahkan, dari 9 % masyarakat miskin itu, beberapa di antaranya berada di garis kemiskinan. Tapi ada juga yang berada di bawah garis kemiskinan. “Nah, mereka yang berada di bawah garis kemiskinan ini tak bisa diatasi hanya dengan memberikan bantuan langsung tunai. Sebab, kalau langsung diberi uang tunai, akan habis untuk konsumsi. Untuk mengatasinya, ha-rus dengan berbagai program yang jelas,” ujar Rendra.

Misalnya, ada program pendidikan untuk mengatasi kebodohan. Dari sisi kesehatan, harus membangun rumah yang sehat dan layak huni. “Sebab, dari 750 ribu rumah se Kabupaten Malang, masih ada 15 ribu yang tak layak huni. Karena itu, perlu dukungan semua pihak agar rumah tak layak huni ini menjadi layak huni. Salah satu caranya adalah lewat program bedah rumah, baik pada saat Bina Desa maupun di luar Bina Desa. Saya yakin, kalau semua mau gotong royong memperbaiki rumah tak layak huni, pada tahun 2020, sudah tak ada lagi rumah tak layak huni di Kabupaten Malang ini,” tegasnya.

Masyarakat Mendapat Manfaat
Menurut Camat Bantur, Trisulawanto, pada Bina Desa putaran ketiga di Desa Bantur ini, ada 14 rumah tak layak huni yang direhab. Rehab ini dilakukan berbagai SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah). Seperti Dinas Pariwisiata dan Kebudayaan, PDAM, PD. Jasa Yasa, Dinas Pendidikan dan sebagainya. “Total ada 14 rumah yang direhab,” katanya, Kamis (20/4/2017) siang di sela-sela Bina Desa.

Salah satu rumah yang direhab milik Buang (33), warga Dusun Bantur Timur, Desa/Kecamatan Bantur. Rumah yang terbuat dari dinding bambu dan lantai tanah ini dibongkar total. “Dana untuk rehab rumah dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Sedangkan pengerjaannya dilakukan dengan sistem gotong royong oleh masyarakat Dusun Bantur Timur,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Made Arya Wedhantara saat mendampingi bupati mnelihat proses pengerjaan rumah, kemarin siang.

Buang dan istrinya pun sangat senang karena rumahnya yang berada jauh dari perkampungan —bahkan untuk menuju rumahnya harus melalui jalan setapak— sudah diperbaiki oleh pemerintah. Bahkan dia sangat bangga karena dikunjungi Bupati Malang. “Terima kasih sekali sudah sudi membangun rumah kami,” katanya.
Bupati menambahkan, ada tiga program prioritas Pemkab Malang, yakni mengurangi angka kemiskinan, meningkatkan kuliatas lingkungan hidup dan mengembangkan pariwisata.*